Jumat, 16 Januari 2015

ANALISIS FOTO FAMDAY 37 ELEKTRON DI TAMAN MANGROVE



Assalamualaikum guys...... :) Lihat deh foto di atas. Senyumnya itu loh....#gemeshgemeshgemeshgemesh
Semoga yang baca juga ikutan senyum ya
hehehehehe

Rabu, 14 Januari 2015 adalah hari yang bersejarah bagi kami para elektron imut nan unyu unyu. Entah kenapa hari itu begitu berwarna. Hampir tak ada wajah kesedihan, kegundahan, apalagi kegalauan. Wajah mereka tersimpul senyuman yang merekah kaya bunga mawar punya ibu kosan. Entah senyuman jenis apa itu, namun awan kebahagiaan seperti tak mau beranjak pergi dari kami (37 elektron kece).Yang jelas, senyuman jenis itu sulit kami temukan saat kuliah, apalagi saat sedang ngerjain soal uas termodinamika. Dipercantik dengan balon-balon yang berwarna warni menambah manis foto. Balon yang susah payah ditiup oleh penulis dan rekan kerjanya di FKK kelas ini berhasil menguras energi dalam tubuh. Huh huh huh huh # cape juga niup balon.

Sebenarnya pada hari itu tidaklah lengkap 37 elektron hadir pada orbital yang sama. Ikrimah, Endah, Dewi Meida berhalangan hadir. Namun kehadiran mereka tetap terasa lewat semilir angin yang berhembus manja. (alay banget dah bahasanya). Saya harap, mereka yang tidak bisa hadir tidak guling-guling di kamar, apalagi sampai nangis keliling kampung karena ndak bisa ikut Famday tahun ini. Mereka yang ndak bisa hadir tetap ada dalam hati kami kok, karena kita keluarga. #ceilah kalimat penghibur

Acara FamDay tahun ini penuh dengan liku-liku. Awalnya ingin di villa, namun ndak jadi karena kurang persiapan dan biaya. (sedih sekali kelas ini), namun hasil rapat paripurna kelas akhirnya kami pilih Taman Mangrove yang biaya masuknya hanya 1000 rupiah saja, harga tersebut sama dengan harga 2 ciki komo. Murah binggo kan ya???? hihi Kelas kami memang sangat mengedepankan kekeluargaan namun irit biaya agar bisa mengehemat demi menghadapi MEA 2015. -__- apaan sih Wan..kagak nyambung

Yukkk......capcus. Langsung ke Analisa Data upps, maksusdnya Analisa Foto. Yaelah..anak kimia masih keinget aja tuh laporan. 

 Ini adalah tempat kami berkumpul di Taman Mangrove. Sejuk ya... Terimakasih ya atas bantuan BEMJ Matematika dan BEMF MIPA yang telah meminjamkan beberapa banner untuk alas kami duduk. hihihihi

Acara kami tidaklah banyak pada hari itu. Makan snack, makan berat, games, sholat Dzuhur, rujak party, foto-foto, dan pulang deh......( sebentar namun bermakna) :)


Analisis foto pertama adalah ketiga kesatria unyu unyu nan imut dari kelas kami. Ari-Fadhil-Budiman. Entah makanan apa yang mereka makan, sehingga gaya itu mereka pilih untuk diabadikan di foto. Jari telunjuk yang mereka letakkan di pipi meluluh lantahkan segala gaya sok tegas yang mereka tampilkan saat rapat organisasi. Ini namanya.."Aktivis juga bisa eksis" Unyu unyu banget kan ya......


 "Aduh...capek euyyy" mungkin itu yang dirasakan Faik pada foto di atas. Namun tetap kece. Kece apanya?  Kece yang motonya. hihihihihihi (peace Faik) . Kece kok...






Jiwa eksis memang sudah mendarah daging pada kelas kami. Baru duduk saja sudah minta foto. hahahaha

 Wah....foto yang ini udah kaya cover Film dengan judul " Laskar PKB". hehe Awas Faik, nanti jatoh loh. Eksis boleh, namun tetap utamakan keselamatan ya. hihihihi. 
Sahrul ngapain ya ??






Hayoloh Baudiman...faik galau tuh?? Hayo ...kalian berantem  ya??? Atau lagi diem-dieman??? 




Ada aja gayannya...... "OOOOohhhhhhh" , mungkin itu yang sedang dikatakan Dian pada saat di foto. hehe

Kenapa ??? tegang sekali mukanya? Apakah ada yang bisa di bantu????
hihihihihi

Wah..siapakah sosok laki-laki yang berada di belakang tersebut???????? #perlu diselidiki. Yang pasti dia bukan penunggu daerah itu.
Hehehe...(Peace Alvi) :)

  Abang Faik, Abang Ari, Abang Fahri. Seperti si bocah petualang. hehehe....(becanda). Faik dan Fahri adalah orang dibalik layar kesuksesan acara ini. Mereka adalah FKK kelas.

 Kira kira, apa yang sedang difikirkan oleh Tiara? Benarkah dia memikirkan aku??? -__- apalagi ini Wan..

Hey, apa yang kalian lakukan pada Fadhil??? Hentikan ini semua! Fadhil adalah satu-satunya pejuang perlengkapan di kelas. Jangan siksa dia. Tolong, maafkan segala kesalahan-kesalahannya. Jika tidak, maka Gusman dan Ari telah melanggar Hak Asasi Manusia yang diajarkan oleh Ibu Nurul Febrianti. Hentikan ini , atau aku laporin ke kelurahan ya????

Foto ini diambil saat sedang melakukan games.
Fadhiil: Kalian tau, ini sudah jam berapa ha???????? (becanda deng)
Lihat dech, Faik antusias banget ya ngedengerin Fadhiil. Awas Faik, lehernya pegel loh


Duhhh...Tiara lagi ngapain ya?
Tiara: Hey.....Yang Ada Di sana...... ( nada Tantri Band Kotak)
Hehehe...becanda. Tiara lagi ikutan games kelas juga kaya fadhil. Jadi dia memperagakan gaya salah satu teman di kelas, dan yang lain berusaha menabak siapakah orang itu....gitu yang bener. hihihi

Aduh...euy. Risa meuni kece pisan pake kaca mata. Ckckckck....

Wah...Faik haus banget ya kayaknya. Kasian tuh Budiman, pengen minum tapi gak ditawarin. Tawarin atuh Faik....
Ini lagi Alvi, melihat Budiman sedih gitu, malah ketawa
hihihihihihi



Awas Fahri, sepertinya Gusman ingin menyemburkan sesuatu dari mulutnya. Hati hati...

Ceklik...ceklik...ceklik...foto foto lagi. Wah faik adalah FKK yang baik, menyediakan fasilitas pemotretan gratis kepada anak-anak perempuan PKB. Ketuplak yang baik.

Wah...nisa sedang nawarin mangga tuh.....
Dian, ada apa ????
Lihat deh..., Desi begitu lihai dalam permasalahan meniup dan mengikat balon. Super Sekali..
Ini adalah moment kami saat rujak party. Sambelnya enak banget loh, siapa dulu yang buat.
Wanda upps salah. Desi maksudnya. Terimakasih Desi :)

Wah..Tiara begitu bersemangat sekali. Tapi kasian Eca, mukanya ketutupan Tiara. Sabar ya Eca.....





Wah Alvi kenapa buru-buru gitu ya??? hmmmm.....

Beragam ekspresi, beragam makna. Entah apa yang tengah terjadi pada saat itu. Mungkin maksud ekspresi Ari adalah, bahwa tolong jangan ada kamera yang meliput mereka berempat. Akibatnya Ari berkespresi demikian pada kamera yang memotret keberadaan mereka...Benarkah begitu?







Oh ya, sampai lupa. Awal kegiatan kami dibuka oleh tilawah dari Fadhiil. MasyaAllah :)

Beberapa analisa foto ini belum terbukti kepastiannya. Namun warna-warni kebahagiaan memang benar-benar terjadi begitu lepasnya. Terimakasih untuk anak-anak FKK kelas yang sudah mempersiapkan acar sedemikian indahnya. Terimakasih untuk Bapak Supir metro yang lupa namanya, telah mengantarkan kami hingga selamat sampai tempat tujuan. Terimakasih kepada Bapak pengurus Taman Mangrove yang mau memoto kami, entah untuk apa fotonya. Terimakasih untuk sosok anjing yang tidak berulah radikal pada kami. Terimakasih yang paling utama pada Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat untuk kami hingga 37 elektron ini dapat terpaut menjadi sebuah keluarga yang terus bergerak demi menebar kebaikan.

Semangat semester 4 :)










Rabu, 14 Januari 2015

Resensi Film Assalamualaikum Beijing: “Antara Iman dan Cinta”


Sutradara : Guntur Soeharjanto
Produser : Yoen K, Ody Mulya Hidayat
Penulis Naskah : Asma Nadia
Pemain : 
Revalina S. Temat, Morgan Oey, Ibnu Jamil, Laudya Cynthia Bella, Desta, Ollyne Apple, Cynthia Ramlan, Jajang C. Noer.



Film yang telah tayang sejak 30 Desember 2014 ini telah berhasil membuat banjir air mata di studio bioskop setiap harinya bahkan di hari-hari terakhir penayangannya. Film yang kental dengan nuansa asmara-religi ini sarat akan hikmah yang sangat menyentuh hati. Kisah cinta dan Islam dikemas seindah mungkin dalam balutan keimanan. Dimana tema utama dari cerita ini adalah “ ketika Iman bercerita tentang cinta”. Selain itu, alasan penulis meresensi film ini karena ini adalah film pertama selama kuliah di Jakarta yang berhasil disaksikan oleh penulis di Bioskop secara langsung. (Wah..sungguh mengharukan bukan kisah penulis resensi ini?)

Hampir serupa namum tak sama, konflik percintaan dalam karya Asma Nadia masih berpola pada tema sebelumnya yaitu pengkhianatan, perselingkuhan. Film ini diperankan oleh Revalina S.Temat sebagai Asmara. Morgan Oey sebagai Zhongwe, Ibnu Jamil sebagai Dewa, Laudya Cynthia Bella sebagai Sekar, dan Desta sebagai Ridwan.

“Ra”, sapaan Dewa kepada Asmara. Bayang-bayang indah pernikahan seketika sirna dari pandangan Asmara. Dewa dan Asmara memang tengah mempersiapkan acara pernikahannya, namun pengakuan Dewa saat itu benar benar telah berhasil mematahkan hatinya. Patah sepatah  patahnya hingga membuat luka perih jauh dalam hati. Pengakuan Dewa bahwa dirinya telah menghamili Anita, rekan kerjanya. Sungguh tak dapat dimengerti oleh Asmara. Laki-laki yang sempat terbayang dalam benaknya akan menjadi seorang imam yang dapat menuntunnya ke surga ilahi telah mengkhianati kepercayaannya. Wanita manapun tentu akan sedih sesedihnya. Dewa dengan segala pengakuan pahitnya tetap berupaya untuk melanjutkan pernikahannya dengan Asmara. Akan tetapi, Asmara menolak. ”Cinta adalah menjaga, saat seseorang tak mampu menjaga cintanya sendiri, maka tak ada lagi kata cinta”, itulah alasan Asmara sekaligus menjadi kalimat penutup antara Dewa dengan dirinya.

Hari berganti hari, waktu pun kian beralih. Rasa sakit itu kian luntur termakan pusaran waktu. Berkat bantuan sahabatnya, Asmara kini dapat bekerja di Beijing China sebagai penulis kolom berita. Sekar, sahabat terbaik Asmara beserta suaminya “Ridwan” sangat menyambut kedatangannya di China. Sebuah apartemen yang tak jauh letaknya dari apartemen mereka telah dipersiapkan khusus untuk Asmara. “Asma”, sapaan Sekar terhadap Asmara. Sekar sangat menyayangi sahabatnya, ia tak mau awan kesedihan terus mengelilingi Asma.
(Keterangan foto: Ridwan, Sekar, dan Asma)
***
Panorama China memang sangat indah, kental dengan kebudayaannya. Camera pun tak lepas dikalungkan di lehernya, dan apabila melihat hal-hal yang menarik. Jarinya segera tanggap menangkap gambar tersebut. Saat perjalanan pulang, di dalam bus. Asma tak sengaja bertemu dengan pemuda China. Perkenalan pun terjadi tanpa rencana. Zhongwe, ialah nama pemuda tersebut. Zhongwe yang sangat menyukai mitologi ini menyebut Asma dengan sebutan “Ashima”. Ashima merupakan sosok gadis legenda China, ia adalah gadis yang cantik dan hatinya pun cantik. Pertemuan singkat dalam bus tersebut memaksa mereka tak dapat berbincang-bincang terlalu lama. Sebuah buku diberikan dengan terburu –buru oleh Zhongwe. Buku Ashima dalam tulisan full China membuat Asma bingung bagaimana cara mebacanya. Namun Zhongwe berjanji akan menceritakannya apabila mereka bertemu kembali.
(Keterangan foto: Saat Asma dan Zhongwe berkenalan, namun Asma yang seorang muslim tak menyambut uluran tangan Zhongwe sebagai salam perkenalan)

Kisah singkat itu, ia ceritakan pada Sekar. Sekar yang sangat menyukai film korea ini sangat senang berlebihan melihat Asma sudah dapat move on dari luka lamanya.

Semenjak pertemuan di bis tersebut, mereka belum jua bertemu kembali. Walau hati meraka sungguh menginginkan pertemuan itu terjadi. Asma pun tak mau ambil pusing, ia luruskan niatnya kembali ke China untuk bekerja.

Untuk dapat menulis kolom berita China yang berjudul “Assalamualaikum Beijing”, Asma yang ditemani tour guide berniat untuk mengetahui lebih dalam mengenai China. Sosok perempuan China dengan kulit putihnya yang khas sempat membuat Asma kagum heran, karena tour guidenya kali ini mampu  berbahasa Indonesia dengan baik, Sunny namanya. Ternyata seluruh tour guide di China memang pandai menggunakan beragam bahasa. Hal tersebut sangat memudahkan Asma untuk berkomunikasi.

Wanita berjilbab ternyata tak seperti alien di China. Pengguna Jilbab di China pun terbilang cukup banyak, tak hanya Asma dan Sekar. Agama Islam di China disebut dengan “agama yang murni”, agama Islam menjadi salah satu dari lima agama yang diakui di China. Tempat wisata yang ia kunjungi pertama bersama tour guidenya adalah Tembok Raksasa China yang pernah menjadi salah satu keajaiban dunia. Panjang tembok raksasa ini sebesar 6400 km. Tembok ini dibangun diatas nyawa-nyawa yang terbujur kaku. Menurut kepercayaan daerah setempat, orang yang berhasil menaiki tembok raksasa ini kelak akan menjadi orang yang hebat.

 (Keterangan foto: Tembok raksasa China)

***

Entah karena kelelahan kerja dan berwisata, akhir akhir ini Asma seringkali dilanda pusing. Namun seketika pusing itu pun hilang. Seusai Sholat, Asma selalu mengucap syukur atas segala nikmat umur dan sehat yang telah Allah berikan untuk hari ini.

Hari esok pun siap disambut Asma dengan penuh semangat. Perjalanan wisatanya pada hari ini cukup berbeda. Tour guide yang biasa menemaninya ternyata tak bisa hadir pada hari ini karena ibunya sedang sakit. Tour guide penggantinya pun membuat Asma terkejut bahagia. Zhongwe, pemuda yang sudah lama ingin ia temui kembali sudah berada di depan matanya sebagai tour guidenya. Zhongwe berasal dari keluarga yang sederhana di pedesaan terpencil di China. Zhongwe berprofesi sebagai tourguide dengan kemampuan beragam bahasanya, sehingga Zhongwe mampu berbahasa Indonesia dengan baik.

Keterangan foto: Saat Zhongwe sebagai tourguide Asma

Wisata pada hari ini tertuju pada salah satu Masjid yang berada di China. Masjid ini telah dibangun pada 996 tahun yang lalu. Jika kuil menghadap ke selatan, maka Masjid di China menghadap ke Mekkah.



Sesampainya di depan pintu Masjid, Asma mengajak Zhongwe untuk masuk ke dalam Masjid juga. Namun Zhongwe menolak. Disitulah Asma mengetahui bahwa Zhongwe bukanlah pemeluk agama Islam. Zhongwe merupakan pemuda yang mengakui adanya Tuhan, namun masih ragu dengan agamanya. Seusai dari Masjid, Zhongwe pun semakin banyak bertanya terkait Islam, seperti cara bersalaman orang muslimin, mengapa di dunia ini harus ada agama yang pada akhirnya berujung pada perang?

Asma dengan lembut, perlahan demi perlahan mencoba menjelaskan atas pertanyaan Zhongwe. “ Dalam Islam, kaum perempuan memang tidak boleh bersentuhan dengan kaum laki-laki yang bukan mukhrimnya. Sedangkan peperangan bukanlah karena agama, namun karena nafsu manusia itu sendiri. Jika dunia tanpa agama, maka justru akan terjadi perang yang jauhhhhh lebih dahsyat.

Penjelasan Asma kali ini telah membuat Zhongwe terangguk diam seakan menyetujui pendapat Asma. Perjalanan pun dilanjutkan, sesekali Zhongwe sebagai tour guide menerangkan beberapa budaya di China. Salah satunya budaya minum teh. Teh dapat menyeimbangkan yin dan yen dalam tubuh. Dalam kebudayaan China, tradisi menuangkan teh sama saja seperti kita meminta maaf. Menikmati teh tidak akan sama setelah mengetahui tradisi yang sebenarnya.

Ya…Film ini sangatlah bagus, keindahan China benar-benar disuguhkan dengan menakjubkan hingga membuat seluruh penonton tak rela mengedipkan matanya walau hanya satu detik.

Asma diajak kembali mengunjungi tembok raksasa China oleh Zhongwe. Kali ini, Zhongwe menceritakan kisah Ashima dalam buku yang pernah ia berikan untuk Asma ke dalam bahasa Indonesia. Konon pada jaman dahulu kala. Ada seorang gadis yang berparas cantik bernama Ashima, tidak hanya itu, ia juga memiliki hati yang cantik. Inti cerita pada buku tersebut adalah Ashima disukai oleh seorang pemuda miskin bernama Ahe. Namun ada seseorang yang kaya raya yang menjadi penghalang cinta mereka berdua. Sehingga antara Ashima dan Ahe tak dapat bertemu. Ahe pun tetap memperjuangkan Cintanya untuk Ashima. Namun saat puncak perjuangannya, ia melihat Ashima sudah berdiri kaku menjadi patung. Ahe pun hanya bisa melihat Ashima lewat patung tersebut, Ahe tak perlu jawaban balasan cinta dari Ashima. Patung itu menjadi saksi akan cinta mereka.
Begitulah kiranya Zhongwe mentranslate kisah yang ditulis dalam tulisan China ini.


***
Dewa yang ternyata tak mampu melupakan cintanya pada Asma, walaupun ia sudah menikahi Anita dan memiliki satu orang anak yang cantik. Dewa tanpa meminta izin pada istrinya, langsung menyusul Asma ke Beijing. Kehadiran Dewa sungguh mengganggu Asma. Dengan segala rayuan Dewa, mencoba untuk dapat bersama kembali dengan Asma. Asma yang jelas –jelas tak akan kembali padanya, terus saja ia kejar-kejar hingga ke China. Dewa yang merasa ada sesuatu antara Asma dan Zhongwe, merasa kesal. Ia berupaya menarik perhatian Asma, namun hal tersebut percuma. Asma seperti sudah mati rasa terhadap Dewa. Melihat sikap Asma yang tak juga merespon usahanya. Maka Dewa pun kembali ke Jakarta, bukan berarti menyerah, namun ia hanya sejenak memberi waktu pada Asma untuk dapat menerimanya kembali.


***
Kali ini, rasa sakit ini semakin terasa. Kepala seperti sudah mau pecah. Pandangan mata ini pun semakin kabur hingga perlahan hanya terlihat bayangan bayangan dan akhirnya gelap gulita. Asma jatuh sakit dengan fonis penyakit yang berbahaya. Asma mengidap penyakit Sindrom antibodi antifosfolipid (bahasa Inggris:Antiphospholipid antibody syndrom) disingkat APS adalah gangguan pada sistempembekuan darah yang dapat menyebabkan thrombosis pada arteri dan vena serta dapat menyebabkan gangguan pada kehamilanyang berujung pada keguguran. Disebabkan karena produksi antibodi sistem kekebalan tubuh terhadap membran sel. Penyakit ini berhubungan dengan mengentalnya darah secara tiba-tiba dan sewaktu-waktu dapat menyebabkan kematian.

Asma pun segera kembali ke Indonesia untuk mendapat perawatan di sana. Dengan terpaksa, ia membatalkan janjinya dengan Zhongwe untuk pergi ke Yunan melihat patung Ashima. Tak ia beritahu kondisinya saat ini, “ada keperluan keluarga” menjadi alasan Ashima kepada Zhongwe.

Ashima mengalami stroke, ia sulit untuk berjalan. Namun Asma adalah wanita yang kuat dan tangguh. Tak pantang menyerah melawan penyakitnya yang dapat merenggut nyawanya tiap detik. Perawatan demi perawatan ia lalui, dan akhirnya pihak rumah sakit mengizinkannya untuk kembali ke rumah. Betapa senangnya Asma mampu keluar dari rumah sakit yang sangat menjenuhkan itu.

Tak disangka, Sekar yang merupakan sahabat terbaiknya datang ke Indonesia khusus ingin melihat kondisi Asma. Keberadaan teman terbaiknya ini ternyata membuat wajah Asma sedikit tersenyum hingga tak terlalu terlihat pucat. Perbincangan dua sahabat itu akhirnya berujung pada Zhongwe. Asma pun menghentikan harapan sahabatnya untuk dapat menjodohkan dirinya dengan Zhongwe. Ia tak mau membuatnya kecewa dengan keadaannya yang sekarang.

Ulah sekar yang ingin sekali menyatukan mereka berdua. Zhongwe pun tiba di rumah Asma bersama suaminya Sekar, yaitu Ridwan. Asma yang berada di kamarnya mendadak mengeluh tak dapat melihat. Zhongwe dan Ridwan yang baru saja tiba, langsung segera melihat kondisi Asma. Tak diduga, Dewa pun pada hari yang sama datang ke rumah Asma. Mereka semua menyaksikan keadaan Asma yang sudah tak seperti dulu lagi. Kini pandangan mata Asma hanya gelap, dalam kegelapannya yang ia cari kala itu adalah kepastian keberadaan zhongwe di rumahnya. Setelah mendengar suara Zhongwe yang mengucapkan “Assalamualaikum Asma” membuat wajahnya sumringah. Namun tak lama, ia justru jatuh pingsan dan segera di bawa ke rumah sakit. Zhongwe memang sudah mualaf. Sepeninggalan Asma dari Beijing, ia sering bertanya terkait agama kepada imam Masjid. Segala pertanyaanya pun mampu terjawab, dan ia memutuskan untuk memeluk agama Islam. Zhongwe mengagumi sosok Mushab bin Umair, sahabat Rasulullah yang rela melepaskan harta, kedudukan dan kehormatannya saat berhijrah pada agama Islam, dan mati syahid saat berperang melawan kaum musyrikin dalam kondisi kedua tangannya putus ditebas lawan.

Dewa awalnya kecewa, melihat Asma yang tak peduli dengan keberadaannya lagi. Namun Dewa pun mengikhlaskan Asma kepada Zhongwe. Dewa sadar bahwa dirinya dahulu terlalu jahat menyakiti hati Asma, dan tak pantas rasanya kini untuk kedua kalinya ia mengganggu kebahagiaan Asma.

Asma yang masih koma di rumah sakit mendapat banyak doa dari ibunya, sahabat, dan juga Zhongwe. Diam-diam, Zhongwe meminta restu untuk dapat menikahi Asma. “Asma telah menuntunnya untuk menemukan cahaya hidayah, dan kini aku ingin menjadi cahaya dalam kegelapannya yang dapat menuntunnya ke syurga”

Setelah sadar dari koma, pernikahan pun berlangsung. Banyak perubahan baik terjadi pada Asma. Ancaman kebutaan dapat diselamatkan dokter, hanya saja kini Asma tak mampu berbicara. Mereka berdua hijrah ke China untuk bertemu dengan keluarga Zhongwe. Di sana paman dan bibi Zhongwe ternyata seorang muslim juga. Asma mendapat pengobatan tradisional dari keluarganya. Alhamdulillah, kini Asma sudah tak merasakan sakit yang mengancam nyawanya kembali. Obat pahit tradisional China harus ia telan setiap hari, namun Asma tak merasa pahit, karena ada suami yang mau menemaninya dimanapun dan bagaimanapun. Hari-hari dilalui dengan indah dan mereka pun akhirnya dapat melihat patung Ashima bersama-sama. Ahe yang telah menjelma menjadi Zhongwe tak perlu menunggu jawaban cinta dari Asma yang kondisinya kini sudah tak mampu berbicara. Dengan dapat melihatnya setiap hari saja sudah menjadi pembuktian cinta yang hakiki. Hingga akhirnya Asma pun diketahu hamil, nikmat yang Allah berikan kali ini menambah manis perjalanan cinta mereka. Ancaman keguguran karena penyakit yang diderita Asma tak membuat gentar. Mereka yakin anak ini akan setangguh ayah dan ibunya.

Memang benar kata Ridwan (suami Sekar), yang terpenting adalah iman, masalah romantis itu urusan belakangan. Indahnya iman membalut cinta. Cinta hakiki hanyalah milik Allah SWT. Hanya Allah yang mampu membolak balikan hati manusia.

JIka sudah ada cinta yang sempurna, maka untuk apalagi dipertanyakan kesempurnaan fisik?

Sutradara film ini sungguh berhasil menyajikan nuansa islami, cinta, keimanan, budaya, menjadi satu padu. Sehingga film ini memberi beragam kesan bagi para penonton film ini.


-Penulis resensi: Wanda Amelia Rahma-

Nb: Postingan ini adalah kurikulum KOMBUN periode 12-19 Januari 2015 dengan tema "Resensi Film"



Selasa, 06 Januari 2015

{ORGANISASI } “TERLALU MANIS UNTUK DILUPAKAN


 Termenung jatuh dalam lamunan sepi. Membayangkan segala yang terjadi (back sound lagu Ari Lasso segala yang terjadi dalam hidupku ini adalah sebuah misteri ilahi…na…na…na..na..”) apaan sich Wan -_-

Seperti memutar ulang perjalanan hidup ini (tiba tiba music mendadak berubah sendiri menjadi lagu Ebiet G. Ade perjalanan ini terasa sangat menyedihkan..na.na..na..na…”) Lempar  sepatu nih Wan..-_- #maaf

Okay, I will focus !!!

Tak terasa, kurang lebih sudah satu tahun bersama. Bersama dengan keluarga baruku di kampus tercinta. Keluarga yang sering kusebut sebagai “Anugrah Ilahi”.  Izinkan aku sejenak memutar ulang kembali mengapa akhirnya aku bisa terperosok ke dalam kisah manis ini. Yups, kisah yang terlalu manis untuk dilupakan…

# BEMJ Kimia UNJ # Departemen LC Masjid Ulul Albaab

Hari berganti, angin tetap berhembus. Daun berjatuhan dan cuaca tak menentu. Namun aku masih tetap di sini, berjalan apa adanya. Tak banyak yang terucap, karena tersimpan rapih dalam hati. Lewat tulisan ini saja akhirnya aku mampu tuk ungkapkan. Syukurku tiada tara bisa bertemu dengan kalian..Wahai kesatria BEMJ Kimia UNJ dan LC MUA J

Tak pernah terfikirkan, terbayangkan apalagi direncanakan. Bahkan mungkin tak ada sedikit pun niat dalam hati untuk masuk dalam ruang lingkup ini. Ruang lingkup yang kufikir dahulu hanya mementingkan ketenaran. Yups, organisasi! Dulu, dulu sekali. Ku fikir mahasiswa mahasiswa yang menekatkan diri masuk dalam lembah organisasi  hanyalah sekumpulan orang yang banyak bicara tanpa aksi nyata dan manfaat. Pandanganku yang terlalu sinis terhadap organisasi akhirnya memaksaku untuk terperosok ke dalamnya. Akan tetapi, yang perlu di garis bawahi “hingga kini aku tak pernah menyesal terperosok jatuh , justru aku sangat mensyukurinya”. Entah bagaimana cerita hidupku jika saat itu aku tak terperosok jatuh, mungkin hidup ini hambar bagai sayur tanpa garamnya. Ceilahhhh….

Ingat sekali, saat awal perkuliahan. Banyak beberapa temanku sudah sangat antusiasme sekali ingin menjadi anggota BEM dengan beragam alasan yang cukup menarik jika ingin ditelusuri. Contohnya nih, teman satu kamar kos denganku. Sebut saja dia Ayu Lestari. “ Wanda, nanti mah Ayu pengen masuk BEM lah…biar kece dikenal banyak orang gitu. Keren tau Wan…Ikut yuuuk Wan…., bujuk Ayu kala itu.

Rayuan masuk BEM berulang kali mampir ke telingaku, dengan beragam kalimat yang membujuk. Tapi jawabanku sangat simple dan sedikit kurang rasional. “ Enggak ikut lah, capek organisasi mah.”

Masih terekam jelas wajah kecewa dari Ayu. Wajah kecewa yang selalu berhasil membuatku tak tega hati. Akhirnya  sedikit ku perpanjang alasanku “ Udah…Ayu aja yang ikut BEM, nanti kalau Ayu sudah terkenal, Wanda kan juga bisa nebeng ikut terkenal juga…hahahahahahah”  candaan ku kali ini cukup manjur mencairkan suasana…yipiiiiiiiiiii

Entah, saat itu hari apa dan tanggal berapa. Pengumuman yang membuatku dilema. “ Wan, udah denger belom? Mahasiswa BidikMisi wajib ikut organisasi loh..minimal satu periode katanya” info dari salah satu teman bidikmisi yang satu kelas juga denganku. Ha??? OMG ..Seriously ???????? (gaya bicara menduplikat Cinta Laura)

Jakarta yang memang sudah panas, jadi tambah semakin panas. Berulang kali gigit jari, dahi mulai cenat cenut mengkerut, hati dilema bimbang luar binasa. “Argghhh, jilat ludah sendiri namanya huaaaaaaaaa L

Orang yang paling keukeuh tidak ingin ikut BEMJ, akhirnya harus menuliskan namanya di daftar calon anggota BEMJ Kimia.

( keukeuh= kuat pendiriannya : kamus besar bahasa Sunda)

Namaku pun berhasil berbaur dengan puluhan nama lainnya yang ikut daftar. Tapi dari sekian banyak orang yang mendaftar, mungkin hanya diriku saja yang melangkah tanpa visi misi yang jelas. Ngambang sekali hidupku kala itu. Hmmmmm….

Tlilit…tlilit..tlilit..nada ada sms masuk dari handphone ku. Panggilan untuk interview dimana setiap  calon anggota BEMJ harus memutuskan akan masuk departemen yang mana. Lagi-lagi dihadapkan pada pilihan yang cukup sulit. Memilih akan masuk di departemen mana menjadi pilihan yang sangat sulit bagi calon anggota yang tidak benar-benar niat masuk ke dalamnya. Sebut saja dia adalah “aku”. Emang bener -__-

Masa iya ngitung kancing sih kaya lagi ujian buat milih departemen. Ya kali…..Apa bikin kocokan kaya dadu? Aduh…makin engga bener nih fikiran. Apa milihnya merem aja kali ya….  Asal milih takut menyesal, karena aku harus bertahan selama satu periode bersama departemen itu. Enggak.enggak..enggak…. kali ini aku enggak moleh main main. Sok bijak emang nih anak. 

Entah dapat ilham seusai sholat atau bagaimana, akhirnya untuk memilih departemen ini kuputuskan untuk meminta saran Ibu. Ridho orang tua kan ridho Allah, jadi apapun yang Ibu pilih untuk Wanda, insyaAllah ikhlas. Berkat kerja keras mencari sekilas info terkait semua departemen BEMJ Kimia dari salah satu blog BEMJ di internet, kujelaskan semuanya pada Ibuku tersayang. ( tuh kan..jadi kangen ibu, rumah..huaaa ….ini ngetik blognya di kosan L)

Ibuku yang sedang repot masak di dapur, bukannya dibantuin…eh anaknya malah ngeribetin nanya milih departemen. Astagfirullah…..insyaflah kau nak nak….Ibuku dengan beragam peralatan perang dapur di tangannya hanya menjawab “ Departemen mana yang paling tidak kamu sukai? Ibu tidak akan tanya alasannya karena kerjaan Ibu masih banyak….”

Melihat nada ibuku yang sedikit kesal karena anaknya ngeganggu dan ngeribetin banget di dapur. Aku pun langsung jawab “ yang paling tidak disukai…hmmm….aduh..apa ya…P2KA deh bu..”

Beberapa detik setelah itu, ibuku pun berhasil memutuskan. “ Okay, kalau gitu ibu restuin kamu di departemen P2KA aja..”

APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA∫∞????????????????????

“ Sudah sana lanjutin lagi jaga warungnya, kalau di dapur semua nanti ada yang ngambil dagangan loh…” perintah ibuku ini hanya ku balas dengan anggukan sederhana dengan muka yang tidak jauh beda dengan muka Mr. Bean yang lagi bengong.

Keadaan dan kondisi hati saat itu di skip saja {SKIP}

Saatnya interview……………………………….

Ingat sekali, waktu interview calon anggota BEM di kala itu saat libur seusai semester 1. Saat itu rumahku sedang kebanjiran. Karena sudah langganan kena banjir, sehingga banjir seakan akan seperti kumpulan air air yang imut dan unyu unyu yang sedang silaturrahim ke rumahku. Jadi, halangan dan rintangan itu mampu aku lewati dan akhirnya berhasil datang ke Kampus. Untung aku masih ada tabungan buat bayar transportasi yang tidak bisa dibilang murah dari rumahku menuju kampus.

Ku lihat kanan kiri depan belakang atas bawah, kok jumlah yang interview tidak sebanyak jumlah yang daftar ya??????? Ternyata aku baru tau dari temanku yang juga memilih departemen yang sama denganku “banyak yang mundur Wan…alasannya sih kurang tau apa..mungkin cuaca kali ya Wan…” Mendengar penjelasan temanku, tersentak kaget. Karena cuaca??? Bagaimana denganku yang saat interview rumahku sedang kebanjiran. Saat di dalam rumah, air sudah sepinggang badanku dan di luar rumah sudah seperut orang dewasa. Aku pun mendadak diam, duduk dipojokan, termenung. Mengapa Allah mudahkan kaki ini untuk melangkah ke kampus??? Allah juga masih menyediakan beberapa uang di tabunganku hingga aku bisa sampai kampus dengan mudah? Orang tuakupun tumben mengizinkan dengan mudahnya. (karena tau ini syarat bidikmisi heheheheh) . Baru ku teringat bahwa Allah memudahkan urusan hambanya yang Ia kehendaki. Apakah ini pertanda bahwa memang Allah meridhoiku untuk langkah ku yang satu ini????? Entahlah….ku coba lewati masa interview dengan sebaik mungkin.

Benar ya…, ridho orang tua juga ridho Allah. Aku berhasil diterima menjadi anggota BEMJ di Departemen yang ku pilih. Padahal banyak teman-temanku yang memilih Departemen yang sama denganku akhirnya harus terlempar ke Departemen lain. Lagi..lagi..Allah mudahkan segala urusanku.

Pandangan sinisku terhadap organisasi mulai luntur perlahan. Dengan segala kemudahan yang Allah berikan, mulai ku syukuri setiap goresan cerita yang terjadi saat bersama mereka semua.

Ku amati beberapa orang diantara mereka…Bukan ketenaran ternyata. Aku telah salah selama ini. Banyak dari mereka yang sudah menghibahkan diri mereka hanya untuk berdakwah lewat kepengurusan BEMJ Kimia ini. MasyaAllah…………..mereka harus putar otak membagi waktu yang saharinya diberi jatah oleh Allah selama 24 jam untuk mengurusi masalah perkuliahan dengan bidang dan masalah yang beragam. Jika menginginkan ketenaran tak mungkin sampai tenaga, pikiran, materi ikut mereka keluarkan dengan ikhlas tanpa beban. Ternyata semua ini karena Lillah……..

Semangat mereka tak pernah padam oleh waktu. Dengan segudang tugas perkulihan yang juga sudah menyita waktu mereka, ditambah urusan urusan organisasi yang pada dasarnya sebagai pelayan mahasiswa lainnya. Tak pernah sedikit pun mereka singgung terkait gajih atau upah mereka selama berkontribusi. Bagi mereka, terpenuhinya segala kebutuhan mahasiswa sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Selalu ada wajah ceria dan candaan manis di sela-sela ketegangan yang terjadi. Ku selalu membayangkan, senyum yang mereka tebar selalu diiringi dengan senyuman para malaikat. Allohumma Aamiin.

Ku putar kisah yang sudah terlewati…senang, kecewa, merasa gagal, emosi, egois, marah, sedih, bingung, stress, bahagia, puas, bersyukur semua pernah kami rasakan bersama. Keberagaman rasa yang terjadi tetap terjaga dalam satu wadah kekeluargaan dimana rasa hangat sebuah keluarga selalu berhasil meredam segala amarah dan merubah kesedihan menjadi bahagia diiringi syukur. Mulai dari FamDay bersama dengan seluruh anggota BEMJ Kimia periode 2013/2014, rapat internal departemen, merayakan ulang tahun bersama, bahu membahu mengadakan suatu kegiatan/acara, ada TEKIM, ISO, KIR, Chemistry Cup, SPPL, PELIT, MPAJ, PKMJ, donor darah, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Ku goreskan diriku di dalamnya…ingat sekali jam terbang pertamaku dalam organisasi adalah sebagai anggota konsumsi dalam suatu acara. Ya..waktu itu aku hanya kebagian motong motong saja..hehe sempat ku mencoba sekretaris, bendahara, dan akupun akhirnya menikmati ini semua dan mencoba kembali menjadi staf acara, koor acara, sempat menjadi staf pendamping, hpd.

Di akhir kepengurusan ini, aku seperti orang yang sedang senang-senangnya berlari dan sejenak ku coba duduk di bawah pohon rindang. Mereview apa yang sudah terjadi. Orang sekeras aku bisa luluh seperti ini. Bahkan baru ku sadari teman satu kamar kos denganku yang dahulu terus merayuku untuk masuk BEMJ, justru ia akhirnya memutuskan untuk tidak jadi ikut sebagai anggota BEMJ. Hidup memang lucu jika kita flashback lagi….Dulu yang kutolak tawaran BEMJ karena alasan takut capek, justru kini ku nikmati sekali setiap tetesan keringat yang berhasil keluar dari tubuhku. Keringat ini menandakan bahwa tubuh ini masih bergerak dan mau terus bergerak untuk mencari makna kebermanfaatan diri.

Tak bedanya dengan kisahku di departemen Learning Center Masjid Ulul Albaab. Departemen tersebut ku pilih dengan alasan karena aku suka mengajar mengaji, padahal departemen tersebut hanya menyediakan pengajar ngaji bukan sebagai pengajarnya….hahahaha….Aku pun tak menyangka pengurus akhwat dari departemen LC tersebut adalah kaka tingkat yang pernah sempat dibuat kesal oleh ku. Ingat sekali saat acara SISKOM di Bogor. Pagi itu, pihak panitia hanya menyediakan bubur kacang ijo. Aku yang tidak suka dengan kacang ijo pun berniat meminta izin kepada kaka tersebut untuk ke luar area villa mencari nasi uduk. Namun kaka tersebut tidak mengizinkan, sebenarnya sikap kaka itu benar karena khawatir nanti pesertanya hilang jika keluar area. Namun karena jiwa sering kabur saat SMA belum sembuh total, akupun bersama satu temanku kabur ke luar villa. Tingkah nakalku yang satu ini pun berhasil diketahui oleh kaka tersebut. Kulihat ekspresi mukanya sangat kecewa padaku. Tapi saat interview menjadi anggota LC MUA, wajah kaka tersebut sangat menyambutku dengan baik dan ramah tanpa mempersoalkan lagi masalah antara aku dengannya beberapa waktu yang lalu. Namun wajah tak enak hati tak mampu ku sembunyikan. Aku merasa menjadi manusia yang banyak dosa dan ingin bertobat dengan masuk dalam oganisasi ini. HUaaaaaaa Kakanya baik sekali. Islam memang indah nan lembut sekali. Allah memperbaiki hubungan aku dengan kaka tersebut lewat sebuah organisasi yang tak pernah aku sangka sangka. Aku pun tak tau jika kaka tersebut merupakan pengurus dari departemen LC MUA. Semua ini terjadi karena Allah begitu sayang pada hambanya. Allah kenalkan organisasi dengan nuansa islami kepadaku dengan caraNya yang unik dan mengesankan. Tak hentinya kuucap syukur. Kisah ini menambah keunikan dari perjalananku mengembara di bumi. Semoga pengembaraan ini selalu dikelilingi dengan hikmah yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran.

Anugrah Ilahi yang satu ini memang terlalu manis untuk dilupakan
ORGANISASI

Terimakasih Ya Allah…..
Kau luruskan niatku yang kurang baik menjadi suatu berkah yang kini tak hentinya ku syukuri.
Kau pertemukan aku dengan para pejuang pejuang Mu dalam wadah Organisasi
Kau simpulkan senyum manis mereka untukku
Hingga perjalanan ini berhasil terlukis indah
Semua ini karena Lillah
Ya Rahman Ya Rahim
Syukurku pada Mu Ya Rabb
Hidup dan Matiku hanya kembali pada Mu





Serunya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga di Rumah

  Hal yang paling dirindukan dari seorang anak perempuan yang sudah berumah tangga adalah momen saat bisa kumpul bareng sama orangtua ters...