Nama : Wanda Amelia Rahma
Prodi : Pendidikan Kimia bilingual
(non regular)
No.Reg : 3315130916
Tugas : Resume materi olympisme pada
tanggal 31 Agustus 2013
The
Power of dream
Saya
mengambil kalimat the power of dream sebagai judul dari resume yang saya buat
bukan tanpa alasan. Bahan dasar dari kehidupan ini adalah mimpi. Orang yang
terus merangkai dan membangun mimpinya adalah orang yang mempunyai jutaan
harapan dan kesempatan. Saat kita merangkai mimpi maka tanpa kita sadari akan
timbul semangat dalam jiwa untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Orang yang seperti
itu tidak kenal pantang menyerah. Mimpi ibarat sebuah tujuan jelas yang harus
segera ia raih. Orang yang mempunyai mimpi akan menggunakan sebaik-baiknya
waktu yang ia punya untuk kebermanfaatan bersama demi merealisasikan
mimpi-mimpinya. Banyak orang-orang sukses telah membuktikan bahwa mereka bisa
berada di titik kejayaan dikarenakan mereka punya mimpi Sedangkan orang yang
hidupnya tak pernah punya mimpi, maka saat itu juga ia hidup tanpa ada tujuan
yang jelas atau seperti mayat hidup. Jadikan mimpi-mimpi itu sebagai bahan
bakar dari semua kesuksesan kita.
Rendahnya
mimpi dan semangat anak bangsa menjadi salah satu faktor semakin terpuruknya
negeri ini. Kita sudah terlena dengan segala produk, fasilitas yang telah
diciptakan dan disediakan oleh orang-orang luar negeri. Kreatifitas untuk
bermimpi pun menurun sehingga sudah tak ada semangat juang untuk meraih sesuatu
yang lebih dari sebelumnya. Kita lebih senang menunggu hasil karya orang lain.
Padahal jika dilihat dari sumber daya alam, Indonesia jauh lebih kaya
dibandingkan negara-negara lain. Indonesia memiliki anak bangsa yang cerdas,
rakyat yang ramah tamah, pertambangan yang melimpah, mempunyai 3 hutan tropis
terbesar di dunia, memiliki lautan terluas di dunia, dan memiliki tanah yang
subur. Bisa dikatakan Negeri Indonesia merupakan surganya dunia. Namun fakta
yang terjadi, kita justru menjadi negara pengimpor yang cukup banyak ke negara
lain. Negara kita krisis mimpi, krisis semangat, krisis daya juang, krisis
kreatifitas.
Anak
bangsa menjadi sorotan utama untuk bisa memperbaiki keadaaan ini. Namun sosok
anak bangsa yang menjadi sorotan utama seakan sudah tak peduli dengan nasib ibu
pertiwi. Tak ada lagi cinta yang tertanam dalam hatinya. Padahal cinta adalah
awal dari semua mimpi. Anak-anak bangsa yang masih duduk di bangku sekolah
justru lebih senang melakukan tawuran antar pelajar lain dibandingkan melakukan
diskusi. Bukan hanya pelajar, hampir seluruh warga Indonesia mengalami
penurunan rasa cinta terhadap tanah air. Salah satu bukti terpuruknya tanah
air:
1. Tawuran.
2. Perang
saudara.
3. Pengangguran
dan pendidikan rendah.
4. Komunitas
pemuda yang positif kurang dikembangkan.
5. Pendidikan
Indonesia kurang kondusif.
6. Ketenagakerjaan
Indonesia kurang kondusif.
7. Kondisi
ekonomi dan kesejahteraan belum merata.
8. Meningkatnya
peran negara asing.
9. Citra
Indonesia terus menurun.
10. Pemimpin
negeri justru terus merugikan rakyat.
Dampak
yang ditimbulkan dari hal-hal tersebut adalah:
1. Sulit
menghasilkan msyarakat dan pemimpin yang bersikap nasionalis, visioner,
professional sebagaimana visi-misi bangsa Indonesia.
2. Indonesia
akan terus terpuruk.
3. Indonesia
akan tidak siap dalam menghadapi perubahan.
4. Citra
Indonesia akan semakin terpuruk.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar terbaikmu:)