Assalamu'alaykum
Tulisan ini agak berbeda dari sebelumnya, di mana setiap kisah yang diceritakan berasal dari analisa foto yang diambil ketika sedang mengabdi menjadi guru bagi anak-anak buruh imigran Indonesia di negeri tetangga. Penasaran dengan kisahnya??? Yuk ah
Kita mulai dengan foto yang pertama. Foto tersebut di ambil saat hari pertama mengajar di kelas. Kondisinya satu ruang kelas dipergunakan untuk tiga tingakatan sekolah. Satu ruang kelas berisi siswa kelas 1, 2 ,dan kelas 3. Satu ruang kelas lainnya diperuntukkan kelas 4,5,dan kelas 6. Sebenarnya masih ada 1 ruang kelas lagi, namun belum tersedia bangku. Hari pertama diisi dengan perkenalan dan pembagian jadwal piket beserta tugas-tugasnya. Mereka sangat antusias mencatat jadwal piket loh :)
Foto di atas di ambil di hari ke dua kita datang ke lokasi tersebut. Ada Pak Woto dengan Mba Dita yang sedang asyik berbincang-bincang tentang kondisi orang-orang Indonesia di sana. Pak Woto adalah pekerja di sana yang merupakan penduduk Indonesia asli tepatnya dari Jawa Tengah. Selain bekerja di negara tetangga sebagai buruh kelapa sawit, beliau-pun adalah satu-satunya guru di sana sebelum datanya kami para cikgu-cikgu muda :) Beliau adalah pahlawan pendidikan yang sejati. Di tengah kesibukannya bekerja, beliau tetap memikirkan nasib pendidikan anak-anak Indonesia di sana. Beliau-lah yang mendidik seluruh anak-anak di sana mulai dari kelas 1 SD sampai kelas 6 SD di dalam rumahnya yang kecil. Luar Biasa :)
Sosok wanita yang satunya lagi adalah Mba Dita, teman satu tim yang berasal dari UGM. Beliau asli Sumatra sehingga beliau sedikitnya menguasai bahasa melayu. Beliau sangat penyayang, tidak hanya pada anak-anak, beliau juga sangat menyayangi kucing-kucing. Hehe
Begitulah kondisi kelas 1, 2, dan kelas 3. Wanda dan Mba Dita
bertugas menjadi guru di kelas tersebut. Jumlah mereka sekitar 60 anak dengan beragam karakter. Bisa bayangkan betapa bisingnya mereka jika sudah mulai bosan belajar :(
Sedangkan Mas Hera yang berasal dari Cirebon bertugas menjadi guru bagi kelas 4,5,dan kelas 6. Kami satu tim yang terdiri dari 3 orang guru (Wanda, Mba Dita, dan Mas Hera)
Foto berikutnya adalah suasana kelas Mas Hera yang terdiri dari kelas 4,5,dan kelas 6. Kondisinya jauh lebih kondusif dibandingkan kelas di bawahnya. Jumlah siswanya-pun lebih sedikit. Mereka semua memang belum memiliki seragam merah putih dan seragam sekolah lainnya. Sehingga mereka bebas menggunakan baju ke sekolah.
"Kenalkan kaka-kaka, namaku Brian. Aku murid yang paling lucu dan paling digemesin sama Bu Wanda"
Hehehehe......Iya benar. Brian ini anak yang paling bisa bikin ketawa Bu Wanda karena pipi bakpawnya. Iiiiiihhh...gemechh
Oh iya, Wanda juga mengajar IPA di kelas 4,5,dan kelas 6 loh... Waktu itu Wanda percobaan telur melayang. Mereka sangat antusias lohhh:)
Tidak hanya telur melayang, kita juga buat percobaan menanam kacang hijau dengan media tanam berupa kapas. Mereka sangat menikmati percobaan IPA . Mereka sangat pintar-pintar loh khususnya dalam matapelajaran matematika. Mau tau kenapa?? Karena mereka terbiasa menghitung uang ringgit. hehehehe
Ini-lah dia
Anak-anak di sana paling suka kalau diajak selfie hehehe. Jiwa narsis itu telah mendarah daging sepertinya...hehehe
Terlihat panas sekali ya di sana :(
Itu adalah salah satu media belajar milik Pak Woto dari sekian media belajar lainnya yang telah beliau buat sendiri. Beliau kece abis deh....Semangat mendidiknya itu lohhhhhhh
Foto tersebut juga sekaligus menjadi penutup dari posting-an kali ini. Sebenarnya foto-fotonya banyak, tapi karena handphone sempat rusak dan sebagian besar foto ikut terhapus. Jadi, yasudahlah ya....
Semoga tetap bisa menginspirasi walaupun harus ke negeri tetangga. Mereka tetap garuda-garuda kecil bangsa. Mereka adek-adek kita. Jika bukan kita yang peduli terhadap mereka. Maka siapa lagi???
Terimakasih kepada pihak Yayasan VTIC yang telah memberikan kesempatan kepada saya pribadi untuk menjenguk adik-adik saya di sana. Semoga mereka segera bisa mendapatkan hak-hak pendidikan di Bumi Ibu Pertiwi yaitu rumah kita bersama :)
-Wanda Amelia Rahma-
MasyaaAllah Bu Wanda...
BalasHapusSenang dan bangga rasanya pernah dididik dan dibina sama guru seperti bu Wanda. :))
Ibu harus tahu bahwa bu Wanda itu sooooo inspiring to me. *betul gak tuh bu bahasa Inggrisnya?😅*
Semangat terus ya bu Wanda menebar kebaikan. ^^/
Semoga segala sesuatu yang dilakukan ibu membuahkan pahala. :))
Do'akan kami, siswa/i YP IPPI terkhusus anak2 rohis supaya nanti bisa terus menebar manfaat ya bu. ^^
Salam rindu,
Via dan kawan-kawan. ^^^^
Wahhh....jadi kangen Via dan anak2 rohis YP IPPI CAKUNG. Kalian jaga kesehatan ya, perkuat ukhuwah. Saling bahu membahu untuk terus mengingatkan satu sama lainnya. Kalian adalah murid yang sangat menginspirasi Ibu khususnya dalam menebar kebaikan antar teman. Kalian rela rapat berkali kali demi suksenya acara kebaikan di sekolah:)
BalasHapusTerimakasih sayang atas do'anya.
Aamiin ya rabbal 'alamiin.
Tentu Ibu doakan semua murid2 Bu Wanda, khususnya anak2 rohis yp ippi cakung bisa Allah mudahkan dalam mewujudkan impian2nya sehingga semakin luas lagi dalam menebat kebermanfaatannya:)
Salam rindu, kangen, sayang, dari Ibu untuk kalian semua:)