Kita hanya bisa memberikan do’a
dan ikhtiar terbaik
Allah yang akan mereaksikanyya di
Langit
Umat manusia sudah sewajarnya
memiliki impian-impian yang ingin diraihnya selama hidup di dunia. Impian yang dapat menjadikan seseorang menjadi lebih
bermanfaat dari sebelumnya. Selain itu, impian juga sangat jitu meningkatkan
semangat dalam hidup, selalu ada target-target yang ingin dicapai baik dalam
jangka pendek atau-pun jangka panjang. Impian akan jauh lebih baik jika tidak
hanya di awang-awang saja karena
khawatir akan terlupa. Belajar dari orang-orang sukses merealisasikan
impiannya, bahwa mereka selalu menulis impian tersebut di atas kertas dan di tempel
di bagian dalam kamarnya yang sering dilewati agar terpacu gairah hidupnya
setiap hari. Ada yang mengatakan bahwa
hidup itu tenang saja seperti air yang mengalir. Banyak orang yang keliru
mengartikan kalimat tersebut. Hidup seperti air yang mengalir bukanlah hidup
dengan kepasrahan, melainkan hidup itu perlu tujuan atau targetan yang ingin
dicapai. Sejatinya air yang mengalir memiliki tujuan untuk sampai ke hilir.
Selepas merasakan indahnya
menjadi wisudawan Universitas Negeri Jakarta pada tanggl 16 Maret 2017, diri
ini-pun langsung menatap deretan impian yang masih terpajang di dinding kamar. Melanjutkan Studi S2 secara gratis melalui
beasiswa, begitulah tulisan salah
satu impian yang sudah dituliskan sejak duduk di bangku SMA kelas X.
Setelah melihat syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan beasiswa LPDP ( Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan) merupakan pemberi beasiswa untuk program Magister dan Doktoral dari
Pemerintah Indonesia, diri ini jadi terpacu untuk mencoba mengikuti seleksinya
pada tahun 2017. Mencoba meluruskan niat, merancang strategi , dan terus
mendekatkan diri kepada Sang Khalik agar diridhoi dan diberikan kelancaran.
Banyak pertolongan Allah yang berperan ketika proses seleksi, dimulai dari
skore toefl yang mencukupi persayatan LPDP walaupun diri ini belum pernah sama
sekali sebelumnya mengikuti tes toefl apalagi belajar di suatu lembaga khusus.
Setiap malam berusaha selalu berkabar dan memohon kepada Allah terkait perkembangan
proses seleksi. Hingga akhirnya diri ini sampai pada tahap terakhir. Atas ijin
Allah SWT, diri ini bisa lolos seleksi pada tahap 1 dan tahap 2. Kini diri ini
harus berjuang ekstra di tahap terakhir yaitu tahap wawancara, penulisan esai on the spot , dan LGD.
Rasa syukur begitu besar diri ini
panjatkan kehadirat Allah SWT dimana diijinkan bisa lolos hingga ke tahap 3
serta menyisihkan banyak orang. Seleksi tahap ke-3 ini tentu harus optimal sebagai wujud syukur pada Sang Ilahi yang telah memberikan nikmat yang banyak.
Diri ini sudah mempersiapkan
segala berkas yang diperlukan H-1 minggu dari waktu wawancara dilakukan. Pada tahap
terakhir ini terdapat verifikasi dokumen dimana akan dicocokkan dokumen asli
dengan dokume yang di upload. Apabila dokumen tidak sesuai maka peserta dapat
didiskualifikasi dan akan di blacklist.
Bisa dibilang, diri ini sangat mempersiapkan dengan serapih mungkin, bahkan
diri ini menyempatkan untuk survey lokasi seleksi sebelum jadwalnya. Secara
tertulis, jadwal untuk verifikasi dokumen adalah pukul 13.45. Karena khawatir
terlambat, maka diri ini sudah hadir di lokasi sejak pukul 09.00. Alhamdulillah
kondisi ruhiyah kala itu sedang dalam keadaan baik. Tilawah 1 juz sudah
terselesaikan, Sholat Dhuha sudah ditunaikan dan amalam yaumiyah lainnya. Ketika
sudah masuk waktu untu verifikasi, ternyata berkas toefl yang dibawa tertukar
dengan berkas tes TOEP. Pihak LPDP masih memberikan waktu 2 jam untuk membawa
berkas toefl yang asli. Estimasi waktu yang diperlukan dari lokasi tes ke
wawacara normalnya ialah 4 jam untuk pulang dan pergi. Sedangkan ini, hanya
diberi waktu 2 jam saja untuk pulang dan pergi. Atas saran dari penumpang
kereta, diri ini tidak melanjutkan transit ke stasiun lainnya karena akan memakan
waktu. Alhasil diri ini menuju tukang ojek. Melalui kalimat penawaran yang
kece, alhamdulillah akhirnya ada satu tukang ojek yang bersedia mengantarkan ke kosan dengan waktu
30 menit. Sesampainya di kosan, mata langsung menuju lemari tempat penyimpanan
berkas-berkas penting. Qodarullahnya, berkas toefl belum ditemukan bahkan
sampai lemari baju dibongkar, berkas
toefl juga belum ditemukan. Duduk dipojok kamar sambil beristigfar memohon
ampun dan mencoba ikhlas dan meyakinkan hati bahwa ini sudah takdir Allah yang
terbaik untuk hamba. Di tengah istigfar , datang Ibu kos yang ikut membantu
mencarikan berkas tersebut. Lagi-lagi pertolongan Allah ada melalui tangan Ibu
kos yang berhasil menemukan berkas tersebut. Tanpa berfikir panjang, diri ini
langsung melaju kembali menuju lokasi seleksi.
Pukul 16.00 WIB lewat beberapa
detik yang menunjukkan bahwa sudah 2 jam lebih beberapa detik diri ini sampai
ke lokasi seleksi. Atas ijin Allah, berkas tersebut masih diterima dan diri ini
diperkenankan mengikuti tes wawancara. Saat memasuki ruangan wawancara,
tersadar bahwa diri ini adalah peserta terakhir yang akan diwawancarai karena
insiden tertukasnya berkas toefl dengan toep. Penampilan sudah lusuh dan lemas,
namun tetap mencoba tampil prima. Sesekali menarik nafas dan menghembuskannya.
Berkata dalam hati bahwa diri ini sudah banyak dibantu oleh Allah SWT dari
pintu yang tidak di sangka-sangka, maka diri ini akan memberikan yang terbaik
di sesi wawancara sebagai wujud terimakasih dan rasa syukur. Lahaula wala quwwata illa billa.
Proses wawancara berlangsung
sangat sengit dengan pihak dosen yang mewawancarai. Akan tetapi Allah beri
kelancaran lisan dalam menjawab sehinga jawaban diri ini terlihat sangat
meyakinkan. Proses wawancara-pun berhasil dilewati dengan penuh perjuangan..
Walaupun proses seleksi sudah selesai, namun hati sempat merasa khawatir dan merasa pesimis. Teringat akan beberapa pertanyaan
dosen pewawancara yang sangat menjebak, ditambah lagi keterlambatan datang saat
wawancara akibat insiden berkas tertukar. Hal-hal itu menjadi andalan syaitan
untuk meggoyahkan hati. Alhamdulillah Allah beri hidayah melalui ceramah di
media social terkait Tawakkal.
“Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua
urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala
keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq:2-3).
Sesaat
sebelum pergi menemani binaan untuk I’tikaf di Masjid terdapat email masuk dari pihak LPDP yang isi
pesannya menunjukkan bahwa diri ini lolos tahap terakhir dan resmi menjadi
penerima beasiswa LPDP. Nikmat mana lagi yang mau kamu dustakan?? Sejenak hamba merenungi betapa indahnya
Allah memberikan rasa bahagia melalui sebuah rintangan , peristiwa itu
benar-benar meyakinkan diri ini bahwa Tawakkal yang kita lakukan pasti akan
berbuah manis. Karena kita manusia memiliki kemampuan yang terbatas, dan hanya Allah yang Berkuasa.
Ketika
semuanya dikembalikan kepada Allah, hati
tenang nan bahagia
Sungguh
manis buah dari Tawakkal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar terbaikmu:)