Hallllllloooooooooooooooooo
…..Assalamu’alaikum nih sob, bro, chin,jeung, sist, girl and boy.
Kumaha
damang? Hehe atau masih ada yang Galau
lau lau lau lau? Dari pada ngegalau gak jelas, mending baca tulisan gue sambil
dzikir. # widiiiih
Kali
ini gue lagi pengen sharing about Harry
Potter. Yeah! Tau kan??? Ituloh…yang actor utamanya mantan gue..haha (pede
gila) # mantan majikan sih iya…
Harry
Potter and the Sorcerer’s Stone yang akan jadi topik hidayat maksudnya topic utama. Gak banyak sih, karena kalau
kebanyakan gue juga pegel kali. Loe masih
inget saat pertama kalinya Harry masuk ke Hogwarts?
Disitu ada penyeleksian siswa baru. Semua siswa baru akan dibagi ke dalam 4
asrama. 1. Gryffindor, 2. Hufflepuff, 3. Ravenclaw, 4.Slytherin.
Ayoooo
tebak..Harry Potter masuk asrama mana? Yang Salah dapet hadiah….horeeee (
#geblek). Yang mendapat kekuasaan melakukan penyeleksian adalah Topi sihir
seleksi. Dia akan menempatkan murid
sesuai bakat masing-masing.
Saat
Harry diseleksi, Topi seleksi mengatakan bahwa Harry akan menjadi penyihir luar
biasa lewat asrama Slytherin. Tapi Harry yang
kedua ortunya berasal dari Gryffindor bersikeras ingin di Gryffindor
mengikuti jejak orangtuanya. Apalagi orangtuanya terbunuh oleh Voldemort yang
merupakan lulusan Slytherin. Harry mempunyai bakat yang luar biasa, dan semua
bakatnya menjurus kea rah Slytherin. Dia pandai menguasai bahasa ular sama
seperti Salazar Slytherin yang merupakan pendiri awal Slytherin. “Not
slytherin..not slytherin..not slytherin” itulah yang Harry ucapkan beberapa
kali saat penyeleksian berlangsung. Dengan pertimbangan yang cukup lama,
akhirnya topi seleksi menempatkan Harry di asrama Gryffindor. Yeahhhh!
Apa
yang membuat Topi seleksi akhirnya menempatkan Harry di Gryffindor padahal ia
tau bahwa Harry memiliki bakat luar biasa sama seperti Salazar Slytherin?
Ayoooo apa?????????? Mau tau aja atau mau tau bangeuuuuud? ( Upaynya keluar
dah)
Yuppps…Apalagi
kalau bukan karena KUATNYA PILIHAN HARRY. Harry yang memilih dirinya sendiri
untuk masuk ke Gryffindor walaupun kata banyak orang ia kan menjadi penyihir
hebat jika masuk Slytherin. Tapi hatinya
tak berkata seperti itu. Hatinya tak menginginkan dirinya menjadi penyihir
hitam yang kebanyakan barasal dari lulusan Slytherin. Pilihan Harry tepat. Ia tetap menjadi
penyihir hebat bahkan terkenal melalui asrama Gryffindor. Walaupun banyak
kesamaan dalam tubuh Harry dengan Slytherin tapi ia berhasil membuktikan bahwa
dirinya bisa menjadi Gryffindor sejati. Itu semua terbukti saat pedang
Gryffindor membantu Harry ketika bertarung di Chamber of Secret. Pedang itu
hanya keluar oleh seorang Gryffindor sejati. Harry berhasil membuktikan bahwa
pilihannya tepat.
Yupps..memang
benar. Hidup ini adalah pilihan. Akan selalu banyak pilihan dalam hidup ini.
Selama ada hatinurani, jangan takut memilih. Hati tak pernah salah. Hati bukan
memilih yang terhebat untuk kita, melainkan hati memilihkan yang terbaik untuk
kita. SESUATU BISA BERDIRI ATAS DASAR KEYAKINAN.
Harry
Potter aja udah milih…..lalu apa pilihan mu?
Semoga apapun yang kita pilih sobat, itu yang
terbaik buat kita dan menjadi barokah untuk semuanya. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar terbaikmu:)