Rabu, 01 Juli 2020

PENGEN INI ITU, HARUS SEKARANG JUGA, PADAHAL SYUKUR-PUN BELUM TUNTAS DITUNAIKAN

Bismillah




Hallo guys, ketemu lagi dengan Wanda yang sudah mulai tertarik nulis lagi karena beberapa waktu lalu masih fokus buat penelitian. Hehe. Ini adalah tulisan kedua setelah status berubah jadi istri. MasyaAllah, tak terasa. Allah ijabah do'a hamba yang banyak kurangnya ini di tahun 2020. Rasanya masih seperti mimpi, Allah mampukan diri ini menjadi seorang istri. Mohon do'anya semua semoga Allah hadirkan selalu rasa sakinah, mawaddah, warohmah. Aamiin

Tulisan kali ini kayaknya enggak akan panjang, karena Wanda masih mesti ngerjain gambar interaksi polimer yang digunakan di penelitian tugas akhir. Hehe....

Intinya...mau menasihati diri sendiri lewat tulisan, jikalau bisa kasih manfaat ke orang lain, alhamdulillah banget. Manusia itu memang enggak ada puasnya. Nangis-nangis pengen ini, khusyuk banget do'a pengen itu. Pas udah dikasih, kadang dikeluhin juga dan masih pengen ini itu gara-gara ngeliat orang lain. Seakan-akan udah kaya paling pinter di dunia dan ngerti sama masa depan. Semua yang direncanakan mesti terjadi sesuai rencana awal seakan-akan diri kita yang nyiptain siang dan malam. Astagfirullah. Sering melirik rejeki orang lain dan akhirnya membandingan dengan dirinya. Seringnya kalau udah lihat rejeki yang orang lain dapet, malah baper. Boro-boro ngedoain orang yang dapat rejeki itu untuk berkah, muka malah cemberut terus pusing sendiri gak jelas. Emang gitu ya kalau hati sedang lemah keyakinannya sama Allah. Jadi mudah pusing, stress gak jelas, dan nyusahin diri sendiri. Pagi hari yang indah aja gak kerasa apa-apa. Padahal mata masih dikasih jelas buat ngelihat, kaki tangan masih dikasih kekuatan buat bikin teh manis dan minum teh di pagi hari. Hidung masih bisa bernafas dengan mudah, telinga masih bisa ngedenger tanpa bantuan alat. Hal sepele itu aja belum tuntas untuk disyukuri. Dan sudah minta ini itu, kalau minta doang , fine-fine aja, tapi kalau minta tanpa diiringi rasa tawakkal ya jadinya makin numpuk penyakit hatinya. Astagfirullah...

Kalau udah begini, baiknya kita menepi sejenak. Coba lihatlah hal-hal hebat yang terjadi dalam hidup kita. Kita gali lagi lebih dalam betapa Allah sudah sangat banyak menolong hidup kita. Buka kembali kejadian-kejadian itu. Kalau saya biasanya ingat kejadian waktu SMA dimana ayah saya sakit Tubercolusis. Kondisi kesehatan ayah saya yang jauh bisa memberikan harapan membuat anak yang duduk di bangku SMA ini berdo'a lirih sembari megang hasil rontgen Ayah di pinggir jalan. "Ya Allah, Wanda hanya ingin lihat ayah sembuh, udah itu aja.". Karena kuasa-Nya Allah. Kondisi Ayah yang sudah parah saat itu, bisa kembali Allah sembuhkan. MasyaAllah wal hamdulillah. 

Dan kini pun...kisah diri ini bisa bertemu dengan suami-pun sangatlah di luar kekuasaan manusia. Allah begitu hebatnya menyatukan kami diawali dengan taaruf selama 3 bulan, khitbah, lalu menikah. Awalnya karena diminta dosen pembimbing ke Bali untuk menggantikan publikasi penelitian senior di kimia, hingga akhirnya bertemu dengan seorang dosen muda akhwat. Kami akrab dan berkomunikasi, hingga akhirnya beliau memperkenalkan cv laki-laki untuk proses taaruf. Karena takdir Allah, laki-laki itu kini laki-laki yang kusebut dengan kata sapaan "abang", he is my husband. Semuanya terjadi benar-benar karna kekuasaan Allah. MasyaAllah wal hamdulillah.

2 hal hebat itu saja rasanya belum tuntas disyukuri dengan baik, terkadang penyakit hati membuat nafsu semakin menjadi-jadi. Hingga sejuknya angin sore tak mampu menggerakan mulut untuk berdzikir, memuji segala pemberian Allah. Astagfirullah.

Allah yang menguasai langsit dan bumi beserta yang ada di antara keduanya, semua hal berada di genggamman-Nya, teruslah berikhtiar dan berdo'a. Untuk masalah hasil, itu sama sekali bukan tugas kita sebagai yang diciptakan, sama sekali bukan. Manusia tidak tau apa apa terkait masa depan, Allah Maha Tahu. Percayakan pada Dzat yang mengetahui mana yang terbaik untuk kita. Teruslah berikhtiar, dan berdo'a semoga segala ikhtiar kebaikan ini bernilai pahala di sisi Allah SWT. Tidak ada yang sia-sia. Kini, cobalah syukuri dengan benar satu per satu nikmat yang Allah beri. Banyaklah lihat ke bawah, walau sesekali boleh juga melihat ke atas untuk motivasi. Kurangnya syukur hanya menambah debu di kacamata kita, hingga kita semakin sulit melihat indahnya dunia. 


tebarkan senyuman, segera beraktifitas kebaikan, semangaaaaaatttttt.

:)

Serunya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga di Rumah

  Hal yang paling dirindukan dari seorang anak perempuan yang sudah berumah tangga adalah momen saat bisa kumpul bareng sama orangtua ters...