Nama :
Wanda Amelia Rahma
No.Reg :
3315130916
Prodi :
Pendidikan Kimia Bilingual
Resume : 6
Nilai-Nilai Olimpisme Dalam Kehidupan Masyarakat
Global
Assalamu’alaikum wr.wb
Hari Sabtu telah tiba, Sabtu telah
tiba. Hore…hore hore! J Hari Sabtu
menjadi hari yang dinanti-nanti. Memangnya ada apa di hari Sabtu??????? Apa
lagi kalau bukan “Mata Kuliah Olimpisme” Yeahhh!. Bukan hanya Olimpisme. Hari
Sabtu merupakan jadwal rutinku untuk pulang ke kampong halaman tercinta. J. Hari ini Om Jay mengenakan pakaian
batik dan tentunya masih ditemani segelas kopinya tak ketinggalan juga dengan
permennya. Hal itu menambah aura Om Jay lebih bersemangat lagi, walaupun sudah
mengajar sejak pagi. Om Jay saja semangat, kita juga pasti lebih semangat dong.
PKB????? Oke J
Pada awal perkuliahan, Om Jay
menyuguhkan sebuah video lucu unyu-unyu. Bagaimana tidak unyu-unyu, video itu
berisi beberapa anak kecil ada yang perempuan dan laki-laki. Mereka dengan
bahagianya tanpa beban bermain bersama sambil bernyanyi “Cublak Cublak Suweng”.
Subhanallah….kapan terakhir kali aku bermain seperti itu ya???. Seandainya
waktu bisa diputar, pastilah aku ingin bermain sebahagia itu, hehe. Manusia
memang mempunyai fasenya masing-masing. Fase bayi, balita, anak-anak, remaja,
dewasa, tua, hingga almarhum (Innalillahi wa innailaihi roji’un). Setiap fase
yang sedang kita lami sewajarnya dilewati dengan sebagaimana mestinya.
Maksudnya saat kita berada di fase anak-anak, maka jadilah anak-anak seutuhnya.
Bermainlah permainan anak-anak, bernyanyilah lagu anak-anak pula. Namun hal
kini hanyalah bayangan semu. Banyak anak-anak zaman sekarang yang terlalu
memaksakan dirinya menjadi remaja/dewasa sebelum waktunya. Perlu bukti?????
Atau Mau bukti??? ( sama saja wanda)-__-
Waktu saya masih kecil, saya sering bermain
bersama dengan teman-teman sepulang sekolah ( Cie..wanda punya temen juga).
Bermain congklak, bola bekel, emprak gunung, karet, dsb. Lagu yang
dinyanyikanpun tak pernah jauh dari lagu LAGANDA ( Lagu Anak Daerah).Coba kalau
kita bandingkan dengan anak zaman sekarang????? Anak kelas 3 sekolah dasar saja
sudah dengan percaya dirinya menyanyikan lagu-lagu dewasa yang tidak sesuai
dengan fasenya. Keponakanku menjadi salah satu korbannya.
Aku :
Tika sayang…, sekarang kelas berapa?
Tika :
Kelas nol ( sambil asyik memakan eskrimnya)
Aku :
Oh.kelas nol berarti Tika masih di taman kanak-kanak ya. Mmm..sudah bisa bac
belum:
Tika :
(Tika hanya menganggukan kepalanya)
Aku :
Coba sebutkan huruf-huruf alfabhet?
Tika :
A…..B……………G Tua, Cinta mu semakin gila…hahahahahaha ( Tikapun tertawa tidak
jelas)
Aku :
( Hanya bisa istigfar dalam hati, sambil garuk-garuk kepala karena terlalu
shock)
Istigfar, istigfar. Baru taman
kanak-kanak saja sudah bernyanyi seperti itu. Jangan-jangan nanti bayi baru
lahir langsung nyanyi lagi. Ckckckc
Mengapa itu bisa terjadi?
Benarkah itu semua merupakan dampak dari adanya Globalisasi????
Tulisan resume ini akan menjelaskan
mengenai:
1.
Globalisasi
dan impeknya terhadap kehidupan masyarakat.
2.
Nilai-nilai
Olimpisme dalam kehidupan masyarakat masa kini (global)?
Globalisasi itu apa sih??????
“Kondisi
dan situasi dimana terjadinya proses perubahan diberbagai sector yang
berlangsung begitu cepat dan mendunia (standar global)”
“Globalisasi
dipicu dan dipercepat oleh adanya keterbukaan informasi dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi”
“Globalisasi
mengakibatkan meningkatnya tuntutan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap orang”
“kekuatan/daya
pikir (kecerdasan, kreatifitas, inovasi) lebih berperan dalam kesuksesan”
Globalisasi sendiri memiliki
beberapa indicator loh??????
1.
Perkembangan
Iptek yang begitu cepat.
2.
Keterbukaan
informasi melalui multimedia dan internet.
3.
Persaingan.kompetisi
diberbagai sector usaha.
4.
Pergeseran
kultur/ budaya, poltik secara global.
5.
Standarisasi
kualitas secara global (International).
Impek dari Globalisasi :
1.
Modernisasi
Vs Kesiapan mental masyarakat.
2.
Negara
“kuat” yang menguasai teknologi dan informasi ) facebook, google
3.
Kesenjangan
ekonomi dan social yang semakin lebar.
4.
Adopsi
kultur yang berdampak “positif dan negative”
5.
Tuntutan
terhadap tuntunan kompetensi pendidikan.
6.
Ketergantungan
masyarakat terhadap teknologi.
Globalisasi
dalam masyarakat Indonesia
|
Modern
|
Daerah
|
Hidup
mewah, setiap anak punya mobil masing-masing, sering berbelanja ke Mall, rekreasi
ke luar negeri, menonton konser ini itu.
|
Hidup
mewah (mepet sawah), jembatan banyak yang rusak, ke sekolah harus lewat
sungai, belum ada lampu
|
# Sungguh miris dengan kesenjangan
social yang begitu jauh. Siapa yang salah???? Takdir?????? Ayo salah siapa????
( tunjuk diri masing-masing aja yuuuk) hehe
Impwk
Globalisasi di Indonesia:
1. Pergeseran orientasi pada negara-negara
barat.
2. Cenderung menjadi negara komsumen
(objek pasar) industry dan perdagangan,
3. Ketergantungan terhadap negara lain
yang sangat tinggi, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam.
4. Kekalahan dalam persaingan global.
5. Informasi mudah didapat dan sangat
transparan.
6. Peluang untuk belajar dan meningkatkan
kompetensi sangat terbuka luas.
7. Kesadaran terhadap pentingnya
profesionalitas.
Adapun
dampak negative masyarakat karena globalisasi:
1. Pergeseran kultur budaya timur ke barat
diberbagai aspek kehidupan masyarakat.
2. Perkembangan sikap sikap negative pada
kelompok masyarakat karena dampak negative globalisasi dan modernisasi,
seperti: sikap individualism, egois, mau menang sendiri, anarki, hedonism.
3. Menurunnya nasionalisme, rasa
kebangsaan dan persatuan.
4. Berfikir secara instan, kurang semangat
dan kerja keras, masa bodoh.
Informasi dan telekomunikasi menjadi
bagian sangat penting dalam kehidupan globalisasi. Dengan adanya kecanggihan
teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi telah membuat semuanya
menjadi semakin dekat dan mudah. Ada online banking, online ticketing,
reservation, tele working, remote education. Dulu anak-anak banyak yang bermain
conklak, namun kini anak-anak Indonesia sudah ditenggelamkan dengan dunia Game
Online. Benar atau Betul????
Agar hal yang demikian dapat
diminimalisir, maka diperlukan penyeimbang. KOndisi penyeimbang masyarakat
Indonesia:
1.
Kecintaan terhadap
budaya Nasional yang masih terasa di lingkungan masyarakat dan generasi muda.
2.
Nilai-nilai
spiritual masih sangat berpengaruh di seluruh lapisan masyarakat sehingga
merupakan fungsi kendali kehidupan social masyarakat.
3.
Masih
bertahannya budaya positif, antara lain: kepedulian masyarkat, family culture,
sifat gotong royong, hormat pada orang yang lebih tua.
Kondisi masyarakat pada bidang
pendidikan dan usaha yang kurang kondusif, sebuah tantangan berat dalam
globalisasi. Salah satunya adalah sumber daya manusia yang kurang siap pakai
karena links and match antara Pendidikan dengan lingkungan.
Ada sebuah fakta yang
mengejutkan!
4,5 juta dari 4,9 juta pengangguran
berasala dari lulusan SMA dan Perguruan tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa 4,5
juta pengangguran terdidik. Ironi sekali mengetahuinya.
Berdo’a dan terus berusaha agar kita
tidak menjadi salah sati di dalamnya…
( Naudzubillah)
Kondisi penyeimbang lingkungan
pendidikan dan dunia usaha di Indonesia adalah:
1.
SDM
potensial masih cukup tersedia.
2.
Peluang
kerja masih terbuka lebar.
3.
Meningkatnya
kepedulian dunia usaha/industry terhadap pendidikan.
Masyarakat membutuhkan sebuah
alternative nilai-nilai positif untuk membangkitkan semangat prestatif dan
selalu menjaga kehormanisan dalam kehidupan. Nilai-nilai olympisme sebagai
alternative solusi jawaban. Nilai-nilai olympisme sebenarnya merupakan
nilai-nilai kenabian yaitu Shidiq, fathonah, Tabligh, Amanah.
A.
Olympic
value = Living respect
Indonesia
terdiri beberapa agama, yaitu islam, Kristen protestan, Kristen katolik,
hindhu, budha. Perbedaan itu tidak perlu dipermasalahkan atau tidak perlu
menjadi sumber bahan bakar suatu permasalahan. Perbedaan itu indah jika kita
mau saling menghargai dan menghormati di setiap agama. Jadi inget lagu
D’massive. “ Beda itu wajar….asal jangan saling menyakiti…..” hehe
Penerapan
nilai-nilai olympisme dalam kehidupan masyarakat global agar terbangun
lingkungan yang kondusif.
Membangkitkan
sikap respect masyarakat:
1.Meningkatkan
dan menjaga kecintaan terhadap budaya luhur bangsa.
2.Kepedulian
terhadap sesama.
3.Selalu
ingin berperan dalam setiap hal-hal positif.
4.Menanamkan
persahabatan dan kedamaian
B. Olympic Value = Living
Excellence
Membangkitkan sikap prestatif masyarakat:
1.Tidak
mudah menyerah dan selalu semangat
2.Masyarakat
yang dinamis, kretaif, inovatif dan selalu ingin berkarya dan belajar.
3.Tidak
mudah puas diri dan kerja keras
4.Melihat
masalah sebagai tantangan
Kita
sebagai mahasiswa haruslah memiliki jiwa kreatif. Jiwa kreatif itu bisa
ditunjukkan dengan banyaknya melakukan penelitian. Contoh orang kreatif adalah
mengubah sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa.
C.Olympic
Value = Living fair play ( sportif)
Salah satu nilai dari Olympisme adalah
kejujuran. Membangkitka sikap jujur masyarakat:
1.
Sportif.
2.
Membangun
sistem control yang baik.
3.
Mengurangi
budaya malas dan instan.
4.
Menghargai
kejujuran.
Sebagai penutup dari materi ke-6 ini,
Om Jay pun menyangkan video lagu Opick “Obat Hati” Subhanallah…ademnya lagu itu. Dunia
perkuliahan yang selalu mencoba memaksa mengambil semua waktu kita, terkadang membuat hati tak tenang dan menjadi
cepat emosi. Namun dengan memperbanyak idtigfar, baca Al-Qur’an dan maknanya
dapat menjadi obat hati yang paling ampuh. Setuju kann?????
Let
us be part of the Olympic movement in achieving a better world and live
Semangat untuk kita
semua???? Smile together guys…..
Wassalamu’alaikum wr.wb