Sabtu, 21 September 2013

Penyebarluasan Olimpisme Melalui Gerakan Olimpiade Modern.

Nama        : Wanda Amelia Rahma
No. Reg    : 3315130916
Prodi        : Pendidikan Kimia Bilingual
No. Hp    : 085216774443
Tugas        : Resume materi olympisme 4

Penyebarluasan Olimpisme Melalui Gerakan Olimpiade Modern.

Hari Sabtu telah tiba, Olimpisme pun sudah menanti. Hore…hore..hore ( menggunakan nada libur tlah tiba). Entah kenapa diri ini selalu semangat dengan mata kuliah yang satu ini. Duduk di barisan tengah dan penasaran dengan materi olimpis hari ini. Sebelum materi dimulai “Om Jay” yang merupakan dosen dari mata kuliah tersebut menayangkan sebuah video inspiratif terlebih dahulu. Video seorang anak kecil yang tertangkap mencuri obat, dimana obat tersebut akan dia berikan untuk ibunya yang sedang sakit. Namun datanglah seorang pedagang laki-laki yang akhirnya membeli obat yang dicuri anak tersebut. Pedagang tersebut membungkus obatnya dan menambahkan sayur ke dalam kantong plastic, dan ia berikan ke anak kecil tersebut. Subhanallah kebaikannya sungguh tulus. Bapak tersebut memang sering menolong orang tanpa pamrih. Setelah puluhan tahun, bapak tersebut jatuh sakit parah dan butuh biaya besar. Anak satu-satunya dari bapak tersebut sangat sedih melihat biaya yang harus dibayarkan. Namun buah dari kebaikan memang selalu datang di waktu yang tepat. Bapak tersebut dibebaskan dari segala pembiayaan rumah sakit. Dokter yang menangani bapak tersebutlah yang melunasinya. Dokter tersebut adalah anak kecil yang ia pernah tolong dahulu tepatnya puluhan tahun yang lalu. Sungguh kisah inspiratif pengetuk hati. Kebaikan pastilah akan tampak layaknya sebuah berliah. Mau diletakkan dimanapun berlia tetaplah berlian. Buah dari kebaikan itu pasti ada dan selalu datang di waktu-waktu yang tepat. “Giving is the best communication”.
Om Jay langsung memberikan materi olimpisme untuk hari ini. Judul materinya adalah penyebarluasan olimpisme melalui gerakan olimpiade modern. Olimpisme yang manfaatnya sudah dapat kita rasakan memang harus diiringi dengan berbagai gerakan olimpiade. Gerakan olimpiade diawali adanya olimpiade kuno. Tujuan dan latar belakang olimpiade kuno adalah:
  1. Boron Pierre De Couberti (bangsawan prancis), menggagas semangat olimpisme yang dipadukan dengan pertandingan olahraga tingkat internasional yang dikenal sebagai gerakan olimpiade.
Sedangkan ide dari gerakan olimpiade itu sendiri adalah:
  1. Mengajak negara-negara di dunia untuk bersama menghidupkan kembali nilai dan kegiatan olimpiade sebagai solusi mengatasi krisis social, politik akibat dari konflik dan permasalahan antar negara.
  2. Kegiatan olimpisme diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat persaudaraan.
  3. Ditetapkan piagam olimpiade. Olympic charter adalah prinsip-prinsip dasar, peraturan-peraturan dan anggaran rumah tangga yang telah tersusun secara sistematik yang dipakai sebagai pedoman oleh IOC.
Di tengah asiknya menulis materi olimpisme, Om Jay langsung menarik perhatian kami dengan menyangkan video tentang mewah dan hebatnya perhelatan olimpiade dunia di London. Satu kata untuk video tersebut yaitu “ Subhanallah”. Sempat terfikir di benak, kapan Indonesia menjadi tuan rumah olimpiade dunia???? Itu semua tergantung seberapa keras dan teguhnya kemauan dan usaha kita. Bukankah tidak ada yang mustahil di dunia ini bukan??? Semangat Indonesia
Olimpiade yang kita kenal tersebut memiliki tujuan tentunya. Tujuan olimpiade modern adalah:
  1. Mempromosikan dan menyebarluaskan paham yang terkandung dalam olimpisme secara umum dan menanamkan nilai filosofi  olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral manusia .
  2. Untuk mendidik generasi muda melalui olahraga  yang dilandasi  oleh semangat saling pengertian dan persaudaraan  antar bangsa yang lebih baik, sehingga   memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai dan kondusif.
  3. Untuk menyebar luaskan prinsip-prinsip olimpiade keseluruh dunia, sehingga membentuk semangat  perdamaian international.
  4.  Mempertemukan atlet dunia dalam suatu festival olahraga Internasional empat tahunan, yang hingga kini dikenal  dengan pertandingan olimpiade (Olympic Games).


Simbol dari olimpiade modern itu sendiri sangat mengandung makna. 5 cincin yang terdiri dari warna biru, kuning, hitam, hijau, dan merah dengan latar belakang putih menggambarkan wakil dari 5 benua yaitu Asia, Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia. Simbol tersebut diciptakan oleh B.Pierre de Gubertin dan diluncurkan pertama kali pada tahun 1914 di Kongres Antwerpen.

Olimpiade modern juga memiliki motto yang diusulkan oleh Father Henri Dedon yang merupakan seorang guru dari republika Dominika. Motto tersebut ampuh untuk mambakar semangat generasi muda. Motto dari olimpiade modern yang sangat membahana seluruh jagat raya adalah:
“CITIUS, ALTIUS, FORTIUS”
(Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat)
Semangat untuk kita semua! Mahasiswa harus bergerak lebih cepat namun tepat, berorientasi tinggi kepada kemajuan dan harus mempunyai mental yang kuat tak mudah terkalahkan. Hidup mahasiswa!!!
MISSION OF THE INTERNATIONAL OLYMPIC COMMITTEE

The International Olympic Committee is the supreme authority of the Olympic Movement. Its role is to promote top-level sport as well as sport for all in accordance with the Olympic Charter. It ensures the regular celebration of the Olympic Games and strongly encourages, by appropriate means, the promotion of women in sport, that of sports ethics and the protection of athletes.
The IOC is composed of a maximum of 115 co-opted members (however until 31 December 2003, the total number of IOC members may reach 130) who meet in Session at least once a year. The Session elects a President for a term of eight years, renewable once for four years, and Executive Board members for terms of four years.
By retaining all rights relating to the organisation, marketing, broadcasting and reproduction of the Olympic Games, the IOC ensures the continuity of a unique and universal event.

The Olympic Movement receives most of its funding from the Olympic Games rights bought by broadcast networks. However, it also benefits from the Olympic Partners world-wide sponsorship programme (TOP) comprising multinational companies.
Struktur organisasi gerakan olimpiade dunia ( IOC) adalah    :
  1. Untuk melaksanakan gerakan olimpiade dan penyebarluasan nilai-nilai atau paham olimpiade, maka pada 23 Juni 1894 bentuk komite Olimpiade Internasional.
  2. IOC selalu melakukan koordinasi dan kerjasama dengan komite Nasional olimpiade yang berada di setiap negara.
Peran IOC dalam gerakan olimpisme     :
  1. Mendorong terjadinya koordinasi, pengorganisasian dan pengembangan olahraga dan kompetisi olahraga diantara institusi olah raga.
  2. Bekerja sama dengan pihak public maupun swasta.
  3. Menyelenggarakan pertandingan olimpiade musim panas dan musim dingin secara regular.
  4. Bekerjasama dengan institusi olahraga Internasional.

Program  Gerakan Olimpiade yang menjadi perhatian IOC adalah :
  1. Pertandingan olimpiade 4 tahunan.
  2. Olahraga untuk semua kalangan.
  3. Akademi Olimpiade, sejati 14 Juni 1961.
  4. Penanaman Olympisme = sports + culture + education.
  5. Winning, taking part.
  6. Solidaritas Antar Negara Peserta Olimpiade.
  7. Pengemban Musim.
  8. Pelestarian Lingkungan.
  9. Upaya gencatan senjata.
  10. Dukungan kepada PBB.
  11. Pertandingan penyandang cacat.
  12. Pertandingan olimpiade yunior.

Perkembangan Badan Keolahragaan Nasioanal    :
  1. Indonesia menjadi anggota    : ANOC, OCA, SCAGF, ISGS
  2. Mendapat bantuan dalam memajukan olahraga

Di sela-sela akhir pertemuan tiba-tiba Om Jay menayangkan sebuah video yang begitu mengharukan. Dimana di video itu dijelaskan bahwa hidup itu singkat. Sangat singkat. Maka nikmatilah hidup ini dengan ikhlas, jalani yang seharusnya dijalani. Landaskan semuanya karena Allah. Sesungguhnya kematian adalah hal yang bisa dijamin kepastian adanya. Tersenyumlah jika kau ingin tersenyum, karena kita tak tau kapan mulut ini tak mampu untuk tersenyum lagi. NIkmati hidup dengan kebermanfaatn untuk sesame. Hidup itu indah.

Sabtu, 14 September 2013

Filosofi dan Nilai-Nilai dalam Olympisme


Nama         : Wanda Amelia Rahma
No. Reg     : 3315130916
Prodi          : Pendidikan Kimia Bilingual
Tugas         : Resume Materi Olympisme III

wijayalabs.wordpress.com
http://wijayalabs.com
Filosofi dan Nilai-Nilai dalam Olympisme



Ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Pepatah tersebut menjadi pelopor utama untuk lebih mengenal olympisme yang merupakan sebuah pembelajaran yang baru saya temui di bangku perkuliahan. “Om Jay”, itulah nama panggilan dosen dari mata kuliah olympisme. Dia adalah dosen paling nge-blog, setiap hari selalu ada artikel yang dipost di blognya. Subhanallah, hal itu semakin membuat saya penasaran dengan olypisme itu sendiri. Saya yang mempunyai kesamaan hoby dengan beliau yaitu dalam hal menulis blog akhirnya semakin memiliki semangat lebih dalam hal menulis. Walaupun hari ini jadwal saya untuk pulang kampung ke rumah tercinta ( maklum anak kos), tapi saya selalu menyempatkan waktu untuk menulis di blog. Menulis sudah menjadi bagian hidupku.

Olympisme berasal dari kata Olympic atau Olimpia. Itu adalah nama sebuah tempat di Athena yang dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas festival olahraga bangsa Yunani kuno ( Olimpiade kuno). Sedangkan kata ism atau isme itu sendiri adalah sebuah faham atau ajaran yang merupakan sistem atau tatanan social yang diyakini memiliki nilai bila diterapkan dalam lingkungan masyarakat.

Perhelatan Olympiade yang kita ketahui sekarang bermula dari olympisme. Olympisme merupakan pokok pikiran gerakan Olimpiade. ( Hal tersebut tercantum dalam Olympic Charter). Olympisme adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral, dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan, pendidikan sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai-nilai pendidikan yang baik.

Olympisme itu sendiri berdiri dengan tujuan( visi). Visi olympisme adalah menempatkan olahraga dimana saya sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dengan saling menghormati. Untuk kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara sendiri-sendiri ataupun bekerjasama dengan organisasi yang terkait menciptakan kegiatan-kegiatan dalam usaha membangun perdamaian yang abadi.

Paradigme olympisme dalam pertandingan olimpiade:
1.    Prestasi olahraga bukan yang utama bagi atlet dalam suatu kompetisi melainkan kegiatan olahraga untuk kemuliaan manusia dengan mengkombinasikan antara kualitas fisik, kemauan. Dan fikiran.
2.    Karena olympisme ditetapkan sebagai filosofi dan prinsip dasar.

Olimpiade diperkenalkan pertama kali pada 19th century oleh:
1.    Pierre De Coubortin. Founder of IOC
2.    Jacques Rogge, president IOC. “ Our World today is in need of peace, tolerance, and brotherhood. The value of Olympic games can deliver these to us”

Setelah kita mengetahui nilai-nilai olimpiade, maka kini waktunya kita untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut di kehidupan kita. Semangat olympisme itu sendiri harus dikembangkan. Jika kita melihat orang-orang yang memiliki kekurangan dalam hal fisik ( cacat fisik), mereka tidak berhenti pada takdir yang mereka alami. Mereka justru lebih menunjukkan pada dunia bahwa mereka mampu menaklukan dunia walau dalam keadaan yang serba kekurangan. Mereka memiliki semangat berkali-kali lipat untuk meraih mimpinya, dan senyuman terus menemani hari-hari mereka seakan-akan mereka hidup dengan sempurna. Tanpa mereka sadari, mereka telah menerapkan nilai-nilai olympisme dalam jiwa mereka. Dengan melihat seperti itu, maka sudah tak ada alasan lagi untuk kita bermalas-malasan, kita seharusnya 10x lipat lebih semangat dari mereka dan seharusnya sudah banyak hal dan prestasi yang kita raih di dunia ini.

Olympisme juga membuat dunia bersatu ( Olympic’s make one world). Nilai persahabatan/ persaudaraan yang ada di dalamnya menimbulakan rasa respect, empati, toleransi terhadap sesame. Hal itulah yang merupakan cikal bakal dari kokohnya suatu persatuan antar bangsa.

Farther Henri Didon, seorang guru dari republika dominika mengusulkan motto untuk olympisme. Value of the Olympic games motto is “ Citius, Altius,Fortius”. Citius yang berarti lebih cepat, altius artinya lebih tinggi, dan forties artinya lebih kuat. Motto tersebut ampuh menambah semangat kelas saya saat itu. Dengan diintruksikan oleh Om Jay untuk meneriakan motto tersebutu dengan gerakan, maka semakin menggelorakan semangat para mahasiswa. 

Semangat yang telah mengalir dalam jiwa dan raga tentu akan berdampak pada kualitas kerja kita. Kita akan semakin berusaha untuk kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja tuntas ( Living Excellence)

Nilai-nilai olympisme:
1.    Kerja keras untuk mencapai prestasi terbaik.
2.    Berjuang hingga akhir ( pantang menyerah)
3.    Fokus terhadap pencapaian prestasi.
4.    Terus belajar untuk mendapatkan proses yang tepat untuk pencapaian prestasi terbaik.
5.    Menjaga keseimbangan antara kebugaran fisik,motivasi/keinginan, dan kekuatan mental.

Kita semua tentu ingin menjadi yang berprestasi di bidangnya masing-masing. Namun ketahuilah bahwa prestasi yang gemilang adalah prestasi kita saat bisa melawan rasa egoisme dalam diri dan mampu melawan sisi negative dalam jiwa, mampu bertahan untuk terus bekerja keras dengan jalan yang benar. Tidak banyak orang yang memilih cara yang tidak benar untuk mewujudkan keinginannya sebagai manusia yang berprestasi. Boleh jadi sudah banyak pebghargaan yang ia dapatkan dari orang-orang, namun hati kecilnya pasti tidak akan pernah merasa tenang. Prestasi itu bagus, tapi bukan berarti kita menghalalkan segala cara untuk itu. Berprestasilah dengan terhormat.

Nilai-nilai olympisme sangat menganjurkan kita untuk memiliki rasa saling menghargai antar sesame ( Living Respect). Rasa saling menghargai tersebut dapat kita lakukan pada hal :
1.    Perbedaan pendapat.
2.    Perbedaan keyakinan.
3.    Perbedaan keragaman budaya.
4.    Perbedaan suku/ ras dan bangsa.
5.    Hak-hak sebagai manusia.
6.    Pencapaian prestasi/ kesuksesan seseorang.

Negara Indonesia bisa dibuktikan sedang mengalami miskin teladan. Hal itu disebabkan kurangnya rasa respect antar sesama. Rasa respect tersebut harus kita latih dari sedini mungkin, bagaimana kita bisa merasakan saat orang lain mengalami kesusahan, bukan hanya merasakan namun berempati, dan melakukan sesuatu untuk mengurangi kesusahan orang tersebut. Jika sudah begitu berarti kita sudah memiliki nilai respect yang tinggi terhadap sesama.

Persahabatan bisa menjadi modal awal untuk melatih rasa respect kita. Kita memang boleh berteman dengan banyak orang dan dengan siapa saja, namun coba pilihlah satu atau dua teman yang dijadikan sebagai sahabat. Dengan sahabat kita bisa belajar untuk berempati. Persahabatan melatih rasa persaudaraan dan rasa saling menghargai. Dengan sahabat kita bisa saling menguatkan. Om Jay mencontohkan kepada seluruh mahasiswa yang ada di kelas saat itu bagaimana cara mentransfer rasa semangat dengan sahabat. Setiap berangkat kuliah, berpegangan tanganlah dengan sahabat, tatap matanya, berikan senyuman yang paling manis untuknya dan untuk dunia. Dan saling katakan, bahwa “Hai Sahabat, do’akan aku ya agar semua mimpiku terwujud, do’akan agar aku selalu diberi kesehatan dan kekuatan, do’akan aku untuk terus bersyukur, akupun akan mendo’akan mu. Aku yakin kita bisa, kita berdua pasti bisa” Lalu tersenyumlah semanis mungkin ;) 






 



Ada 7 konsep pembentukan nilai-nilai dan moral dalam penyelenggaraan olimpiade:
1.    Kesempurnaan dalam kinerja.
2.    Berpartisipasi dengan kegembiraan dan kesenangan
3.    Kejujuran dalam berkompetisi.
4.    Rasa hormat terhadap sesama tanpa memandang perbedaan bangsa, budaya, suku maupun orang per orang.
5.    Pengembangan kualitas manusia.
6.    Kepemimpinan yang dilandasi oleh kebersamaan berlatih, bekerja dan berkompetisi.
7.    Kedamaian antara bangsa.

Semangat para mahasiswa, semangat para pejuang peradaban, semangat generasi penerus bangasa. Selamat berpretasi, selamat berbuat lebih untuk sesama.

Rabu, 11 September 2013

SEJARAH DAN FILOSOFI OLIMPIADE KUNO

http://wijayalabs.com
Nama               : Wanda Amelia Rahma
No. Reg           : 3315130916
Prodi               : Pendidikan Kimia Bilingual
Tugas               : Resume materi olympis II

Sejarah dan Filosofi Olimpiade Kuno

                                                                   wijayalabs.wordpress.com






Mata kuliah olympisme yang menurut saya merupakan sebuah pembelajaran baru yang sangat menarik dan baru saya temui saat saya duduk dibangku perkuliahan awal.. Materi olympisme banyak mengajarkan sejarah-sejarah olimpiade, dimana olimpiade tersebut banyak mengandung nilai-nilai kebermanfaatan yang sangat bagus untuk generasi penerus bangsa khususnya dalam hal membangkitkan semangat juang para pemuda-pemudi tanah air.

Perhelatan olimpiade kuno sangat popular di dunia. Banyak orang yang bersorak-sorai gembira saat olimpiade berlangsung. Olimpiade telah melahirkan banyak persahabatan baik antar peserta, antar penonton olimpiade, dan lebih besar lagi yaitu persahabatn antar bangsa. Dimana persahabatan merupakan cikal bakal dari persatuan dan penangkal peperangan. Menjadi peserta olimpiade merupakan suatu kebanggaan bagi semua orang terutama menjadi pemenang olimpiade adalah tujuan dan impian dari semua atlet.

Sebelum lebih dalam membahas nilai-nilai yang terkandung dalam perhelatan olimpiade, akan lebih baik untuk lebih mengetahui sejarah dari olimpiade kuno itu sendiri, yaitu:

1.      Berawal dari ditemukan kembali prasasti peninggalan kebudayaan kota Olimpia oleh tentara Jerman pada akhir abad 19.
2.      Prasasti yang ditemukan menggambarkan kejuaraan sebuah festival.
3.      Olimpiade pada mulanya adalah bagian dari ritual keagamaan bangsa Yunani (Greece) dan koloninya untuk memuja dewa.
4.      Setelah dilakukan nilai keagamaan, di sebuah kuil di bukit kronis di gedung Zeus diadakan sebuah olimpiade.
5.      Olahraga yang dilombakan adalah lari, gulat, penthation, tinju, balap kereta, kuda.
6.      Lomba diadakan 4 tahun sekali di stadion berkapasitas 40.000 selama 5 hari.
7.      Semua peserta olimpiade tidak memakai baju ( costum)
8.      Pesesrta yang diperbolehkan adalah dari kaum pria saja.
9.      Selama perlombaan olimpiade berlangung, semua aktivitas peperangan dihentikan.
10.  Setiap pemenang lomba akan diberikan sebuah penghargaan.
11.  Para pemenang sangat dihormati oleh bangsa Yunani.
12.  393 AD Lomba olimpiade dihentikan oleh Theodores.
13.  Kota Olimpia dihancurkan.
14.  Kota Olimpia hancur dan hilang akibat bencana alam.

Alasan utama mengapa bangsa Yunani sangat memelihara olimpiade, dikarenakan olimpiade itu sendiri memiliki banyak nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Filosofi dan nilai-nilai dalam penyelenggara olimpiade kuno adalah:
1.      Menjaga kesucian diri.
2.      Memiliki jiwa satria.
3.      Semangat untyk berprestasi.
4.      Kejujuran dalam pertandingan.
5.      Saling menghargai.
6.      Terciptanya perdamaian.
7.      Terjalinnya kompromi dan kesepakatan antar suku.
8.      Penghargaan tertinggi bagi yang berprestasi.
9.      Peningkatan ekonomi.
10.  Sukaria/ sukacita.

Begitu banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan sangat dipelihara oleh bangsa Yunani. Dimana nilai-nilai luhur  tersebut merupakan cikal bakal persatuan suatu bangsa. Olimpiade itu sendiri dapat meningkatkan kualitas suatu bangsa dan kemajuan bangsanya karena kita akan terus belajar melakukan hal yang terbaik dan tak kenal pantang menyerah.

Kunci utama atau  kilas balik olimpiade kuno adalah sportivitas (kejujuran ). Setiap peserta pasti menginginkan sebuah kemenangan. Namun kemenangan yang hakiki bukan dari sorak-sorai penonton saja, akan tetapi kemenangan akan kepuasan atas hasil yang telah kita raih. Kemenangan tersebut hanya dapat kita rasakan apabila perjuangan yang kita lakukan tidak ternodai dengan kecurangan. Kemenangan bukanlah segalanya karena kejujuran memiliki martabat yang lebih tinggi.

Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang haruslah terus mengembangkan nilai-nilai positif dari terselenggaranya suatu olimpiade. Terus berkarya, lakukan yang terbaik, junjung tinggi nilai kejujuran, Indonesia bisa.

Serunya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga di Rumah

  Hal yang paling dirindukan dari seorang anak perempuan yang sudah berumah tangga adalah momen saat bisa kumpul bareng sama orangtua ters...