Sabtu, 10 Desember 2011

HARU BIRU SI BUAH MAJA

Namanya Nuri, ia tinggal di desa "Parung Ceuri" namun...orang sering memanggilnya dengan sebutan kampung rusuh. Warganya rata-rata adalah seorang pengemis. Termasuk Nuri dan keluarganya. Setiap pagi , Nuri dan ibunya bergegas pergi ke kota sambil membawa semangkuk kosong sebagai modal untuk mengemis di lampu merah. Mau tidak mau... Nuri harus melakukannya demi sesuap nasi. Ayah dan kakaknya yang tidak punya tamatan sekolah hanya bisa berjudi, dan jika sudah kalah berjudi pasti membuat rusuh warga sekampung. Tinggallah utang yang tersebar di mana-mana. Jika disuruh memilih.., Nuri tentunya tidak mau hidup seperti ini.Hidu ditengah kesengsaraan. Cemoohan dari orang sudah hal biasa bagi Nuri.



Nuri kini duduk di bangku SMP kelas tiga. Ia termasuk anak yang pintar dan rajin. Walaupun miskin, namun ia mempunyai cita-cita yang tinggi. Ia ingin memperbaiki nasib keluarganya. Mendfapat peringkat kelas sudah tidah aneh lagi bagi Nuri. Sehabis pulang sekolah, Ia biasanya bekerja di kebun coklat milik tetanggannya. "Mbok Pinem". Nuri ditemani sahabatnya yaitu Tajib bekerja di sana, sehabis berladang mereka sering duduk di bawah pohon maja. Pohon maja merupakan pohon yang sering dijumpai di daerah tersebut. Namun sayang, pohon maja tak seperti pohon pisang yang dapat dimanfaatkan. Buahnya yang pahit dan beracun membuat tanaman ini seperti tanaman parasit. Namun bagi Nuri dan Tajib, pohon maja seperti rumah ke dua bagi mereka. Di pohon maja itulah mereka sering meluapkan rasa lelah, rasa gundah, dan juga tempat mereka belajar.

Nuri termasuk anak yang semangat dan optimis. Walaupun keadaan ekonomi yang pas-pasan bahkan cenderung kurang, Nuri tetap rajin belajar. Ia hobi membaca buku. Nuri tetap bertekad untuk terus melanjutkan pendidikannya, Ia tidak mau bernasib sama seperti keluarganya. Hasil kerja kerasnya selama ini dalam belajar ternyata membuahkan hasil. Nuri lulus dalam ujian nasional dan mendapat juara umum. Betapa bahagianya ia saat itu. Ia dapat membuktikan, bahwa seorang anak penjudi pun bisa berprestasi.

Ia lupakan seluruh kegembiraannya di pohon maja. Di sana ia mulai merangkai segudang impiannya di masa yang akan datang. Senyum diwajahnya pun semakin terpancar, ketika bu Siska datang menemui Nuri. Bu Siska yang merupakan wali kelas Nuri mempunyai miat untuk menyekolahkan Nuri ke tingkat SMA. Nuri seperti kejatuhan emas saat itu. Perasaan senag itu terus menyelimutinya.

"Benar kan Jib..., aku bisa buktikan pada dunia, kalau aku bisa menjadi orang yang sukses" lontar Nuri .
"Ia..percaya deh ama Nuri mah..Nuri gituloh"
" Saat aku SMA nanti aku akan lebih serius belajar lagi demi bu Siska dan keluargaku Jib!" tegas Nuri
"Siiippppppp dah" balas Tajib.

Sambil mengisi waktu liburnya, Nuri terus berladang di kebun coklat milik Mbok Pinem. Namun sayang, hasil ladang sering mengalami kerugian dikarenakan hama yang banyak. Kadang, Nuri sama sekali tidak mendapatkan upah sepeser pun. Namun Nuri tetap ikhlas, dan tetap semangat dalam menjalani hidup.

Ketika sedang makan siang di bawah pohon maja, datanglah Bu Siska. Nuri heran, jarang sekali Bu Suska menghampirinya di saat sesang berladang. Nuri fikir, Bu Siska akan memberikan kabar gembira seputar pendidikannya. Namun tak disangka. Kehadiran Bu Siska pada saat itu layaknya petir besar yang membelah atmosphere di siang bolong. Bu Siska secara mendadak membatalkan rencananya untuk menyekolahkan Nuri ke tingkat SMA dikarenakan anaknya tiba -tiba masuk rumah sakit dan perlu biaya yang besar.

Nuri tak bisa menahan airmatanya lagi. Kesedihan berubah menjadi luka. Impian yang telah ia rangkai sedemikian rupa, musnah sia-sia. Ia pun tak bisa mengintrol dirinya. Air mata terus mengalir tanpa henti. Setiap orang yang leway dihadapannya selalu ia bentak. Ia mulai sering melamun. Dan puncak emosinya.. Nuri kabur dari rumah. Ia sudah tidak yahan lagi dengan kondisi keluarganya. Keluarga yang amburadul ditambah lagi impiannya yang musnah seketika.



"Kenapa dunia hanya berpihak untuk orang-orang berdasi saja haaaa!!!!!"
"Apakah orang seperti aku hanya bernasib seperti ini???"
" Aku benciiiiiiii semuanya!!"
" Buat apa aku bermimpi, jikalau mimpi itu tidak pernah aku bisa rasakan ha!!! untuk apa!!!!!!" Teriak Nuri

"Mana Nuri yang optimis, mana Nuri yang tidak pernah kalah dengan keadaan..mana Nuri yang aku kenal??? Tanya Tajib
"Sudahlah JIb, aku sudah muak dengan semua ini...!"balas Nuri
Nuri pun langsung pergi meninggalkan Tajib.

Hari demi hari, waktu demi waktu Nuri mulai bisa melepaskan kekecewaannya...
Ia mulai bisa menerima keadaan... Kegiatan mulai ia lakukan seperti biasa. Setiap pagi, Nuri dan ibunya menjadi rutin mengemis di kota, dikarenakan Nuri sudah tidak bersekolah lagi. Bermodal mangkuk dan wajah melas lah mereka bisa mendapat belas kasihan dari orang. Ketika sedang mengemis di depan emperan toko swalayan. Turunlah seorang ibu-ibu. Dilihat dari pakaiannya seperti orang dinas. Nuri dan ibunya mulai cemas dan ketakuta. Nuri punya firasat, ibu tersebut adalah petugas tantrib tang sedang membersihkan para pengemis di kota. Nuri dan Ibunya berniat kabur , namun si ibu tersebut lebih dulu memegang tangan nuri.
"Kamu masih sekolah?" tanya si ibu kepada Nuri
"..harusnya sih..sekolah bu..tapi..kagak ada uangnya bu..buat makan aja susah" jawab Nuri sambil memelas..
"mmm..gimana kalau kamu ikut ibu.., kebetulan pembantu ibu baru aja berhenti kerja..kamu mau gantiin?'' tanya si ibu
"jadi pembantu bu??..mak...Nuri boleh gak kerja di kota?"tanya Nuri pada emak
emak pun hanya menangguk sambil kebingungan..
"ya sudah..Nuri bisa bekerja di rumah saya dan sebagai upahnya kamu bisa sekolah di SMA tempat ibu mengajar..kebetulan ibu guru kimia di sekolah itu.., gimana?"tanya si ibu
"ya Ampuuuunn..mimpi apa saya semalem..pastinya saya mau bu..! mak..Nuri bisa sekolah makkkkk
"oh ya sampe lupa belum kasih tau nama, panggil aja bu siska ya." jelas si ibu..

pertemuan itu sangat berarti bagi Nuri terutama untuk kehidupannya..
Nuri pun pergi ke kota..bekerja di rumah bu siska...
Ia gelut dalam bekerja dan cukup pandai di sekolah....untuk menambah uang buat emak di kampung...terkadang sepulang sekolah..Nuri bekerja di sekolah , tugas Nuri membersihkan ruang guru dan ruang laboratorium...upahnya lumayan buat tambahan uang emak dikampung..
Nuri memang anaknya yang aktif...selama bekerja membersihkan ruangan di sekolah..Nuri sering berkreasi dengan alat2 lab..yang seharusnya ia bersihkan...Namun keisengannya memang tak bisa ditahan lagi..
alat2 kimia ia sering otak atik.....

hingga ketika ia naik ke kelas 3..iseng bukan sekedar iseng..Nuri menemukan sesuatu..sesuatu yang sangat berharga...hasil experimen yg ia lakukan ternyata bisa berhasil sempurna.. tak banyak orang yang tau akan hal itu....Nuri pun berniat memendam hal itu..ia hanya akan memberi tahu tajib, sahabatnya di kampung...

bulan berganti bulan..Nuri pun lulus dari sekolah itu...namu, Nuri tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi..karena bu siska yang hanya seorang guru kimia tak mampu menyekolahkan Nuri, bu siska pun mempunyai 2 orang anak yang sedang butuh biaya seolah..

namun..Nuri bisa menerimanya, bisa lulus SMA saja sudah di luar dugaannya..ia tak terlalu bermimpi bisa menjadi seorang sarjana..ia hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari orang tuanya walaupun hanya berijasah SMA..

nuri pun pulang ke kampung dengan wajah gembira..ia sudah tak sabar bertemu orang2 yang dicintainya..walaupun belum tentu orang2 itu pun merindukan kehadiran Nuri..terkecuali emak dan Tajib..
Tajib sudah lama merindukan sahabatnya

Sesampainya di kampung..tak menunggu lama..ia langsung menemui Tajib di kebun coklat tempat Tajib bekerja..Tajib dan Nuri tidak bisa menyembunyikan kerinduan mereka...
tak lupa..Nuri pun menceritakan penemuan terbarunya..menegenai kebun coklat..Nuri berhasil menemukan cara agar kebun coklat dikampung ini bisa panen dengan hasil yang bagus dan tidak terserang hama yang sering membuat rugi warga sekampung...

karena penasaran..Nuri dan Tajib pun langsung mempraktekannya...Alhasil...
setelah beberapa hari...hama di kebun coklat sudah tidak ada..dan coklat yang dihasilkan pun berkualita...
"wah  ..Nur..buah majanya ampuh ya..." kata Tajib
"iya jib..aku juga gak nyangka..BUah maja yang pahit ternyata bisa dijadikan sebagai pemberantas hama"balas Nuri..
"Nur..tapi sayang juga kalau kulitnya dibuang gitu aja...gimana kalauuuuu?"ajak tajib
"Aha.....yups bener banget jib..aku ngerti yg ada dipikiran kamu...kulitnya bisa kita olah"
"kita bisa gerakin warga kampung untuk usaha kali ini.."tegas Tajib..

tak begitu lama...warga kampung sudah mulai mebuka kerajinan yang berasal darimkulit maja..ada tas..,gelang, dan masih banyak lagi...
remaja_remaja di kampung juga sudah mulai meninggalkan judinya..
lambat laun..berita inipun tersebar luas..
dan tak disangka banyak warga kota yang tertarik..dan Nuri sebagai pencetus ide pertama , akhirnya diberi beasiswa oleh suatu lembaga swasta untuk melanjutkan perguruan tinggi ke luar negri..
kampung itupun terus ditinjau oleh pemerintah..banyak modal yang jatuh ke tangan pengrajin-pengrajin itu..
tak ada lagi judi, tak ada lagi mengemis, dan tak ada lagi kerusuhan..
kini tinggalah bagaimana kita menjaga dan mengembangkannya....


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu:)

Serunya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga di Rumah

  Hal yang paling dirindukan dari seorang anak perempuan yang sudah berumah tangga adalah momen saat bisa kumpul bareng sama orangtua ters...