Sabtu, 18 Juli 2015

EVALUASI KEKALAHAN ITU PENTING !!!





Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarakatuh

Hai guys…akhi ukhti..

Rindu rasanya bisa menulis kembali di blog ini. Entah mengapa bibir ini terlalu kelu untuk bicara pada yang bernyawa. Namun terlalu bebas saat sudah bermain dengan kata kata…

Teringat, kurang lebih dua tahun yang lalu. Saat Allah pertama kali memberiku kesempatan untuk bisa berkompetisi mewakili kampus tercinta di sebuah ajang karya tulis ilmiah bersama dengan ketua temanku. Seperti di ceritaku sebelumnya, bahwa Alhamdulillah Allah memberiku pelajaran yang berharga. Aku memang kalah dalam lomba ini. Tapi teringat dengan kata-kata seseorang. “Orang yang berhasil bukanlah orang yang benar benar mendapatkan kemenangan, namun ia yang mampu mengambil hikmah dari segala peristiwa yang dialami”. Ada juga yang mengatakan bahwa hikmah itu bagai berlian, sesuatu yang mahal harganya dan tak mudah untuk mendapatkannya. Banyak orang yang memilih jalan lain dibandingkan bersusah payah mencari hikmah di atas kepedihan hati.

Tulisan kali ini bukan lagi mendeklarasikan kekalahan waktu itu, hehe..yang lalu biarlah berlalu. Siapa bilang kekalahan itu tidak membuat sakit?? Sesuatu yang tidak kita harapkan memanglah membuat hati ini kecewa, tapi saat hati ini sadar bahwa Allah-lah pemilik hakiki diri ini, maka rasa syukur seharusnya yang kita rasakan. Jika sudah begitu, maka kekalahan itu akan berubah menjadi “kegagalan yang bermakna” Benar begitu????

Kami memang beruntung, ku akui itu. Di semester pertama, abstrak kami lolos dalam sebuah ajang nasional. Tentu kami bahagia bukan main, seakan sudah mewakili bangsa Indonesia saja…hehe Berbagai persiapan sudah kami lakukan, bahkan kami sampai sering nginep di kosan secara bergantian untuk mengerjakan makalah dan presentasi. Ikhtiar secara duniawi seperti sudah 99% sempurna. Sampai-sampai saat perjalanan menuju Surabaya, kami masih saja berutat dengan laptop. Hari itu membuat kami melupakan ujian kalkulus yang sebentar lagi akan mengguncang dunia..(lebay kali ini anak).  Saat tiba di stasiun terakhir, kami masih berkutat dengan materi presentasi kami. MasyaAllah..jujur saat itu aku seperti terobsesi tinggi.

Beberapa menit sebelum kami tampil presentasi, kami sangat ketakutan, hati kami berdebar luar biasa. Tapi kesalahan fatal yang aku lakukan, aku justru membuat lelucon yang tidak penting sebelum kami tampil. Maksudku kala itu adalah untuk mencairkan suasana, namun setelah aku fikir. Kini aku mengerti, banyak kekhilafan yang aku lakukan. Kegagalan itu memanglah sudah takdir, sudah yang terbaik untuk kami. Namun, kekhilafan dan kesalahan-kesalahan kecil yang tidak aku sadari justru yang membuat langkah ini menjadi kurang berkah. Seharusnya, aku banyak beristigfar di kala itu, seharusnya aku tak membuat lelucon saat hati berdebar. Itu menandakan bahwa aku tidak melibatkan Allah di setiap ikhtiar ku. Astagfirullah…Entah apa yang aku fikir, rasa senang bisa bertemu dengan teman-teman dari kampus lain malah membuat iman ini melemah. Allah pun memberikan hasil yang terbaik untuk kami. Coba seandainya aku menang lomba di kala itu, pastilah tak ada koreksi untuk diri dan selamanya akan seperti ini. Sungguh aku sangat bersyukur.

Pembelajaran lain yang diperoleh, dua pemenang utama dalam lomba ini adalah justru 2 tim yang datang terlambat dan nyaris didiskualifikasi. Mereka bukan datang sengaja terlambat, tapi ada halangan di perjalanan mereka. Tapi syukurnya, mereka tidak pantang menyerah hingga akhirnya mereka berhasil tiba di lokasi lomba. Mereka tertinggal kereta, dan akhirnya harus mencari bis ke arah jawa. Di perjalanan mereka pun sempat tersesat, dan tinggal beberapa waktu di rumah salah satu saudara mereka. Sempat salah satu dari mereka putus asa dan memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Tapi iman mereka yang kuat, dan mereka berserah diri pada Allah dan mereka pun terus maju sebagai tanda syukur mereka, kemenangan pun berhasil mereka peroleh.
Masya Allah…peristiwa yang pernah membuat hati ini kecewa justru menyimpan hikmah .


“Saat hasil yang diperoleh terlihat tak sesuai dengan yang kita harapkan, maka berarti Allah sedang mengajarkan arti keikhlasan kepada kita. Sudah seharusnya kita melibatkan Allah di setiap langkah kita.”

-Wanda Amelia Rahma-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu:)

Serunya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga di Rumah

  Hal yang paling dirindukan dari seorang anak perempuan yang sudah berumah tangga adalah momen saat bisa kumpul bareng sama orangtua ters...