Jumat, 03 Januari 2014

WARTEG MAK AJI PENYELAMAT KITA

Assalamu’alaykum wr.wb

Jakarta oh Jakarta. Apa yang kalian bayangkan tentang kota ini jika namanya disebut???

Pastilah bangunan-bangunan tinggi, mall – mall besar, macet, trans Jakarta, dsb.

Yuppsss….menjadi mahasiswa ibu kota membuat mata ini terbiasa melihat keadaan seperti itu. Mall-mall berjejer sudah seperti pasar malam tapi berlantai banyak. Tapi percaya atau tidak. Mahasiswa yang satu ini setelah satu semester hidup di ibu kota baru 2 kali masuk mall. Padahal jarak mall deket banget, ngesot pun bisa.

Ada satu hal yang tak pernah terlupakan , yang dialami oleh 3 mahasiswi yang imut nan lucu.


Kami bertiga yang memiliki sebutan sebagai De’Fanda ( Dewi, Fajrin, dan Wanda) mendengar suara aneh nan upay yang berbunyi “kriuk kriuk”.  Itu adalah suara dari perut kami bertiga. Ya Allah…benarkah ini terjadi. Tiga akhwat mengalami kelaparan???  Ini tidak bisa dibiarkan. Tegakah pemerintah membiarkan kami yang kece ini kelaparan?????

( Mata lurus ke depan, memandang tajam)
Tapi kami tidak butuh rasa kasihan orang. Kami juga mampu beli makan sendiri. Dewi pun langsung membuka pidato singkatnya.” Ya benar..Kita mampu untuk makan sendiri dan beli makan sendiri bahkan di mall sekalipun.”

Wanda dan Fajrin: Ha???????? Di Mall???? Gak salah denger dewi??????

Dewi: Tidak, kalian tidak salah dengar. Ayo kita ke Mall sekarang juga.

Wanda   : Sepertinya aku tidak ikut. Aku hanya punya uang 10.000. Pastilah tak cukup untuk makan di Mall. Kalian saja berdua.

Fajrin: Aduh Wanda, jangan pesimis dong buat makan di Mall. Kita dengarkan dulu pidato dewi. Siapa tau dia sedang ada rezeki dan mau mentraktir kita.

# timbul secercah harapan

Dewi: Memang kalian fikir saya punya uang berapa. Saya juga hanya membawa 10.000 rupiah saja.

( Wanda dan Fajrin langsung memegang perut mereka berdua, tertunduk kesal namun tak berdaya)

Dewi: Eiittss..jangan risau apalagi galau ya. Dewi ajakin kalian makan di Mall bukan tanpa alasan. Di Mall sekarang lagi ada promosi tau. Pakai kartu mahasiswa bisa makan murah. 10.000 juga cukup.

# Pidato dewi yang satu ini layaknya air jernih di tengah padang pasir.

Wanda: Kalau begitu, tunggu apa lagi. Ayooooooo berangkat. ( sambil tertawa bahagia sampai lupa bunyi perutnya yang lapar)

Dewi dan Fajrin  : Kalau promosi, dia semangat 45 sekali ya.. -__-

Sesampainya di tempat tujuan………………………………………

Dewi pun mengantri di kamar mandi maksudnya di tempat pengantrian makanan. Sedangkan Wanda dan Fajrin bertugas mencari tempat duduk yang enak dan strategis. Dilihat  berdasarkan fungsi, dan filsafatnya maka kami putuskan untuk memilih tempat duduk yang jauh dari pengunjung lainnya tentunya hal itu dengan alasan agar suara perut kami tidak terlalu terdengar oleh yang lain.
Suara langkah kaki dewi terdengar jelas di telinga kami berdua, menandakan bahwa makanan semakin dekat. Ya..semakin dekat..semakin dekat. Dan akhirnya dewi benar-benar berdiri di samping kami duduk. Mata penuh harapan pun memandang dewi dengan polosnya.

Fajrin: Dewi, makanannya mana???? Kok gak bawa apa-apa?

Wanda: Sabar Fajrin, kaya gak pernah nonton tv aja. Yang biasa nganterin makanan kan pelayannya. Tunggu aja sebentar. Ya kan dewi?

Dewi: Teman-teman. Maaf ya. Kita sepertinya tidak bisa makan di mall sini deh. Ternyata waktu promonya sudah habis sebulan yang lalu. Maafin dewi ya….

# lagu band ungu mengiringi moment ketika dewi minta maaf.
“Maafkan aku…..menduakan makananmu”

Kemudian disusul lagu olga syahputra mengiringi kehancuran hati kami.

“ Hancur..hancur hatiku, hancur-hancur haatiiku”

Tak banyak yang kami lakukan. Menunggu orang lain sibuk dengan urusannya masing-masing. Berdiri dari bangku secara perlahan, menggeser bangku itu ke tempatnya secara sembunyi-sembunyi. Jalan perlahan-lahan. Dan kabuuuurrrr keluar mall. ( sambil teriak dalam hati “ Kita gak jadi makan” huaaaaaaaaaaa)

Tiga akhwat berjalan sambil menunduk lemas. Dan langkah merekapun terhenti di sebuah tempat makan yang tak asing lagi bagi mereka. Apalagi kalau bukan Warteg Mak Aji. 1 porsi nasi, dengan 2 macam sayur, lauk pauk yang beragam, ditambah segelas air teh hanya 10.000 rupiah ternyata mampu mengembalikan senyuman kami bertiga.

# Warteg Mak Aji memang punya sejarah penting bagi kami bertiga. Warteg itu yang telah menyelamatkan kami dari kelaparan yang mendera.

Tawa kecil pun mulai terdengar.
“ Tau gini, ngapain susah-susah ke Mall ya. Tinggal ke Warteg Mak Aji, makan sepuasnya, harga terjangkau, pulang bahagia. Hahahahahahahahahahah”

Kisah yang paling mengaharukan dan menggelikan di semester pertama.

Wassalamu’alaykum wr.wb


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu:)

Serunya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga di Rumah

  Hal yang paling dirindukan dari seorang anak perempuan yang sudah berumah tangga adalah momen saat bisa kumpul bareng sama orangtua ters...