Rabu, 22 Januari 2014

KETIKA AIR BERSILATURROHIM KE RUMAHKU

Assalamu’alaykum wr.wb.

Kaifa khaluk??? Ana bi khoir walhamdulillah J # Aamiin

Kalian mau tau salah satu korban banjir 2014? Tak perlu khawatir ataupun resah untuk mencarinya, karena saya adalah orangnya. (Pandangan lurus ke depan). Hari ini memang banyak air kali yang bersilaturrohim ke rumah saya, maklum hampir setiap awal tahun mereka selalu mampir, padahal saya sudah katakan pada mereka, jika hanya ingin sekedar menanyakan kabar seorang wanda tidak perlu datang ke rumah, sekarang kan bisa pakai social media kelesss. Tapi karena air kalinya belum sekolah karena biayanya belum full gratis dari pemerintah jadinya begini deh, bukannya pakai weChat, malah lonChat ke rumah. # Maksudnya rumah saya kena banjirrrrrrrrrrrrrr T_T


Tapi saya tidak terlalu bersedih, malahan sekarang saya sedang berdiri di rumah saya yang tergenang air susu coklat ups maksudnya air kali, berharap ada camera dari TV dan segera menangkap wajahku yang perbedaannya sungguh tipis sekali dengan Marshanda. # silahkan muntah ditempat yang telah disediakan. Jika hal itu terjadi, maka senyum eksis akan saya pajang di depan camera, tangan membentuk membentuk huruf “V”, dan tangan yang satunya memegang sebuah kertas yang bertuliskan “ Saya Adalah Korban Banjir tapi Bukan Korban Perasaan ya!”. Seluruh stasiun televisi akan menayangkan hal tersebut dan pembawa berita pasti akan memberikan komentar. “ Sungguh memprihatinkan sekali anak ini” . ( huaaaaaaaaaaaa) # Ini bukan eksis, tapi miriiiis

Hidup ini memang seperti 2 sisi pada koin, ada senang ada pula sedih. Tapi saya fikir senang ataupun sedih bukanlah suatu pilihan yang harus dijalani. Jika kita membuatnya secara terpisah, maka saat kita sedih kita akan sedih setengah mati sampai lupa bagaimana rasa bahagia itu, dan saat senang maka kita akan senang bukan main hingga lupa segala kesedihan yang pernah terjadi. Hal tersebut bisa dikatakan perubahan yang ekstrem seperti cuaca yang dialami negeri ini. Pernahkah kita berfikir untuk meletakkan sedih diatas senang dan meletakkan senang di atas sedih????? Dengan begitu tidak akan terjadi shocktherapy yang mengagetkan dalam kehidupan yang dijalani.

Banjir memang tak nikmat, tapi lihatah mereka yang kecil masih tertawa riang di tempat pengungsian. Bermain bersama layaknya saudara satu rumah. Makan hanya nasi putih pun tak apa asal bersama, berenang bersama melukis bahagia tak peduli ancaman bahaya yang terjadi. Nikmati sajalah….semua akan terlewati. J

“Ibu pertiwi kini sedang jatuh, tapi tak mengapa itu biasa, tak usah berkelik siapa yang salah, karena sang ilahi bukan ingin lihat jatuhmu, melainkan seberapa jauh kita mampu melompat setelah kejadian ini.”

Segelas air putih kembali aku teguk, ditemani pelukan ringan dari sang angin, sambil sesekali melihat awan yang sedang menggodaku tuk terus memandangnya, berharap setelah itu air akan berpamitan.

-Wanda Amelia Rahma-

Wassalamu’alaykum wr.wb

3 komentar:

  1. "Saya korban banjir, bukan korban (banjir) perasaan..."

    BalasHapus
  2. turut prihatin semoga sillaturahmi ini tidak berkelanjuttan...cukup sampai th 2014, hanya tuhan yg berkehendak tapi kita makhluknya hanya beritiar '' IKHLAS kan Saja ".....amin

    BalasHapus
  3. wah reicka..:)

    Ka ita surya: Iya ka..trimakasih kasih ka. Aamiin ya Allah. :)

    BalasHapus

Berikan komentar terbaikmu:)

Serunya Oreo 110th Birthday Celebration Bareng Keluarga di Rumah

  Hal yang paling dirindukan dari seorang anak perempuan yang sudah berumah tangga adalah momen saat bisa kumpul bareng sama orangtua ters...