Assalamu’alaykum
wr.wb.
Kaifa
khaluk??? Ana bi khoir walhamdulillah J # Aamiin
Kalian
mau tau salah satu korban banjir 2014? Tak perlu khawatir ataupun resah untuk
mencarinya, karena saya adalah orangnya. (Pandangan lurus ke depan). Hari ini
memang banyak air kali yang bersilaturrohim ke rumah saya, maklum hampir setiap
awal tahun mereka selalu mampir, padahal saya sudah katakan pada mereka, jika
hanya ingin sekedar menanyakan kabar seorang wanda tidak perlu datang ke rumah,
sekarang kan bisa pakai social media kelesss. Tapi karena air kalinya belum
sekolah karena biayanya belum full gratis dari pemerintah jadinya begini deh,
bukannya pakai weChat, malah lonChat ke rumah. # Maksudnya
rumah saya kena banjirrrrrrrrrrrrrr T_T
Tapi saya
tidak terlalu bersedih, malahan sekarang saya sedang berdiri di rumah saya yang
tergenang air susu coklat ups maksudnya air kali, berharap ada camera
dari TV dan segera menangkap wajahku yang perbedaannya sungguh tipis sekali
dengan Marshanda. # silahkan muntah ditempat yang telah
disediakan. Jika hal itu terjadi, maka senyum eksis akan saya pajang di
depan camera, tangan membentuk membentuk huruf “V”, dan tangan yang satunya
memegang sebuah kertas yang bertuliskan “ Saya Adalah Korban Banjir tapi Bukan
Korban Perasaan ya!”. Seluruh stasiun televisi akan menayangkan hal tersebut
dan pembawa berita pasti akan memberikan komentar. “ Sungguh memprihatinkan
sekali anak ini” . ( huaaaaaaaaaaaa) # Ini bukan eksis,
tapi miriiiis
Hidup ini
memang seperti 2 sisi pada koin, ada senang ada pula sedih. Tapi saya fikir
senang ataupun sedih bukanlah suatu pilihan yang harus dijalani. Jika kita
membuatnya secara terpisah, maka saat kita sedih kita akan sedih setengah mati
sampai lupa bagaimana rasa bahagia itu, dan saat senang maka kita akan senang
bukan main hingga lupa segala kesedihan yang pernah terjadi. Hal tersebut bisa
dikatakan perubahan yang ekstrem seperti cuaca yang dialami negeri ini.
Pernahkah kita berfikir untuk meletakkan sedih diatas senang dan meletakkan
senang di atas sedih????? Dengan begitu tidak akan terjadi shocktherapy yang
mengagetkan dalam kehidupan yang dijalani.
Banjir
memang tak nikmat, tapi lihatah mereka yang kecil masih tertawa riang di tempat
pengungsian. Bermain bersama layaknya saudara satu rumah. Makan hanya nasi
putih pun tak apa asal bersama, berenang bersama melukis bahagia tak peduli
ancaman bahaya yang terjadi. Nikmati sajalah….semua akan terlewati. J
“Ibu pertiwi kini sedang jatuh, tapi tak mengapa itu biasa, tak
usah berkelik siapa yang salah, karena sang ilahi bukan ingin lihat jatuhmu,
melainkan seberapa jauh kita mampu melompat setelah kejadian ini.”
Segelas
air putih kembali aku teguk, ditemani pelukan ringan dari sang angin, sambil
sesekali melihat awan yang sedang menggodaku tuk terus memandangnya, berharap
setelah itu air akan berpamitan.
-Wanda
Amelia Rahma-
Wassalamu’alaykum
wr.wb
"Saya korban banjir, bukan korban (banjir) perasaan..."
BalasHapusturut prihatin semoga sillaturahmi ini tidak berkelanjuttan...cukup sampai th 2014, hanya tuhan yg berkehendak tapi kita makhluknya hanya beritiar '' IKHLAS kan Saja ".....amin
BalasHapuswah reicka..:)
BalasHapusKa ita surya: Iya ka..trimakasih kasih ka. Aamiin ya Allah. :)